Kamu Wajib Coba, Sensasi Menelusuri Hutan Rimba di Tengah Kota Batu Malang

Berkunjung ke Malang kamu bisa menikmati suasana hutan rimba dan berbagai jenis hewan lokal Indonesia maupun mancanegara.

SHARE :

Ditulis Oleh: Prameswari Mahendrati

Pernahkah kamu berpikir Bersantap makan siang ditemani puluhan hewan-hewan buas? Dan apa yang ada dibayanganmu apabila kamu menyantap menu makananmu di tengah-tengah hutan rimba?

Ini yang sedang saya rasakan, menikmati teh hangat dan sup panas sambil menikmati rimbanya hutan beserta penghuninya dikala hujan tiba.

JIka kamu berpikir saya sedang berkemah  di tengah hutan rimba, kamu salah.

Saya hanya sedang menikmati masa-masa liburan setelah tahun baru di sebuah tempat yang mungkin sudah dikenal banyak traveler, Jatim Park II Kota Batu, Malang.  Sebuah kota di Jawa Timur yang saya bilang sebagai kembaran Bandung dan Bogor. Ketiga kota ini sama-sama merupakan dataran tinggi, memiliki potensi wisata alam yang tinggi, dan sama dengan Bogor, Malang juga memiliki wisata fauna seperti halnya Taman Safari.

Salah satu keunikan yang hanya dimiliki Jatim Park II ini adalah hotel dan restoran yang dirancang menyerupai sebuah pohon dan setelah masuk di dalamnya, suasana akan berubah seolah-olah kamu berada di dalam hutan rimba dikelilingi hewan-hewan, tapi tenang, hewan-hewan di sini semuanya dimasukan ke dalam sebuah kandang berbentuk kaca, jadi pengunjung akan tetap aman.

Setelah kenyang mengisi perut, inilah saat yang tepat untuk membakar kalori yang telah kutimbun dengan  berkeliling ke Museum Satwa. Masuk ke Museum Satwa ini, saya langsung disambut dengan berbagai macam jenis hewan dari berbagai penjuru, ada hewan lokal dan ada pula hewan mancanegara.

Semua hewan-hewan ini sudah dikeraskan dengan berbagai gaya yang keliahatan sangat natural, misalnya gerakan ketika sedang memangsa.

Penataannya yang unik dan artistik menjadikan museum ini tampak hidup dan tidak monoton.  Ada buaya yang ditempel di dinding, adapula ikan di atap. Tidak hanya hewan dalam bentuk utuh,  museum ini juga menyimpan berbagai fosil dari hewan-hewan yang sudah punah, ternyata masih banyak hewan-hewan yang belum saya ketahui sebelumnya.

Perjalanan saya berlanjut menuju ke Batu Secret Zoo. Tak sekedar hewan mati saya yang bisa saya nikmati, di sini saya bisa melihat hewan hidup, bahkan bisa berinteraksi langsung.

Beberapa hewan memang diperbolehkan untuk disentuh bahkan diberi makan, tentunya masih dengan pengawasan staf. Sebagai pencinta binatang, saya pun mencoba menjajal memberi makan elang dan ular, meski agak sedikit takut.

Batu Secret Zoo memang benar-benar menyimpan sebuah rahasia yang mengejutkan, saya begitu takjub begitu melihat pertunjukan dari beberapa hewan, kebetulan saya agak telat datangnya jadi saya hanya bisa menikmati pertunjukan singa laut. Selain pintar hewan juga bisa bersahabat dengan manusia. Ironisnya, terkadang manusialah yang engga bersahabat dengan mereka.

Hewan bisa menjadi lebih bijak dibandingkan dengan manusia.  Manusia sebagai makhluk yang berakal, justru banyak  mengekploitasi hewan-hewan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini mengingatkan saya pada kasus pembantaian orang utan di Kalimantan, penangkapan kera liar untuk dijadikan topeng monyet, penjarahan hiu tutul untuk diekspor secara ilegal, dan masih banyak lagi.

Perjalanan wisata fauna saya di kota penghasil apel ini, memberi banyak pelajaran berharga.

Kita tidak hanya dituntut untuk empati terhadap sesama manusia. Ingat, kita tidak hidup sendiri, masih ada hewan dan tumbuhan sebagai ciptaan-Nya yang juga menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan melestarikannya. Jika hewan-hewan itu punah, bayangkan, bagaimana perasaan anak cucu kita jika hanya melihat hewan-hewan dalam bentuk fosil saja. Oleh kerena itu, bersahabatlah seperti para hewan bersahabat dengan kita dan layaknya mereka adalah bagian dari hidup kita.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU