Banyak orang pasti setuju jika anak adalah hal paling berharga bagi para orang tua. Apapun dilakukan untuk membuat si anak bahagia. Jika para orang tua mereka hobi traveling ataupun aktivitas outdoor lain, mereka mengajak si anak agar anak juga dapat merasakan kebahagiaan seperti yang orang tuanya dapatkan. Para orang tua merasa perlu mengajak anak traveling mengenal alam.
Meski demikian, ada beberapa hal yang patut diperhatikan jika ingin mengajak anak traveling mengenal alam. Kami sempat berbincang dengan Fahmi Anhar, travel blogger yang mengelola blog Fahmianhar.com. Ia kerap mengajak anaknya mengenal dunia luar dengan berlibur bersama, baik ke kawasan perkotaan maupun alam bebas.
Buah hati Fahmi Anhar yang akrab disapa ‘cimil’ memang cukup sering diajak sang ayah dan ibundanya melihat dunia luar.
Hal tersebut juga nampak dari beberapa unggahan Fahmi di akun Instagram pribadinya, @fahmianhar.
Ekspektasi: foto keluarga kecil ala-ala sekalian foto hamil adeknya si cimil. Ayahnya dah pakai batik, ibunya dah pakai abaya menjuntai-juntai + make up 5cm.
Realita: kacau semua gara2 si cimil polah gak bisa diem, lari sana, lari sini, glundang-glundung di gurun pasir. Hasil fotonya nihil, luput. Malah ngos2an dehidrasi trus pulang cepet deh. Piknik salah kostum banget!
Mau main ke Al Qudra lagi udh gak sempet. Jauhnya minta ampun. Udah di luar kota, dekat kawasan solar panel park. Lagian winter sudah hampir berakhir.
Demikian caption yang ditulis Fahmi. Terbayang, kan, mengajak si kecil traveling mengenal alam butuh persiapan ekstra. Belum lagi kendala-kendala kecil yang muncul pun harus siap kita hadapi.
“Anak balita itu unpredictable, moodnya kadang baik kadang rewel. Sebagai orang tua nggak bisa memaksakan anak harus ikut ortu. Tapi menyesuaikan kondisi anak. Kalau rewel ya jangan dipaksa jalan/ajak main. Kalau pas happy, trip dilanjut. Karena balik lagi, hakikat mengajak anak traveling kan untuk menyenangkan anak,” tutur Fahmi.
Fahmi menambahkan, tak ada kendala eksternal saat mengajak anaknya keluar untuk liburan karena ia dan istrinya selalu berdiskusi menentukan agenda liburan bersama cimil.
“Debat sama istri sih nggak karena semua suka main-main keluar rumah. Pilih destinasi juga diskusi bareng, begitupun dengan hitung budget, dan banyak hal,” jelas Fahmi.
Fahmi berbagi cerita, hal paling ribet jika mengajak cimil liburan adalah tetek bengek peralatan yang cukup banyak harus disiapkan.
“Persiapan paling ribet ketika ajak jalan cimil sebelum 2 tahun. Karena printilan alat bayinya banyak. Waktu itu pernah diajak ke Kuala Lumpur untuk penuhi undangan staycation salah satu hotel. Masih umur 1 tahunan. Pas umur 2 tahun diajak ke Melaka undangan hotel juga. Kalau anak di atas 2 tahun relatif lebih simpel persiapannya, misal rewel di jalan, persiapan bawa camilan & mainan yang dia suka,” ungkap Fahmi.
Fahmi mengakui, dengan mengajak anaknya traveling dan mengenal dunia luar, lebih banyak manfaat yang diperoleh, terutama bagi anaknya sendiri.
“Anak yang diajak main ke luar rumah, ke taman, ke pasar, main air, ke sawah liat bebek ikan kerbau, mencoba berbagai sarana transportasi, membuat anak lebih terasah motorik, emosi & spiritualnya,” jelas Fahmi.
Fahmi Anhar pun berbagi sedikit tips bagi para orang tua baru yang ingin mengajak anaknya keluar traveling mengenal alam.
“Apapun kegiatannya, jangan paksakan si anak. Jika kondisi tidak memungkinkan, pending atau ganti alternatif keg lain. Intinya si anak dibikin happy. Pelajari sikon sebelum action. Jadi tahu safety rulesnya, anak belum bisa jaga safety sendiri kan. Persiapan yang matang, bawa camilan/mainan buat jaga-jaga kalau anak rewel. Niatkan kegiatan outdoor untuk tadabur alam, mensyukuri nikmat-Nya, InsyaAllah akan selalu dimudahkan,”pungkas Fahmi.