Hotel Majapahit Surabaya terletak di Jalan Tunjungan Nomor 65, Genteng, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Hotel Majapahit merupakan hotel mewah bintang lima dengan 143 kamar yang sudah berdiri sejak tahun 1910. Pertama kali dibangun oleh Sarkies Brothers dari Armenia, Hotel Majapahit sempat beberapa kali berganti nama dari Hotel Oranje, Hotel Yamato, kemudian Hotel Hotero.
Sebagai hotel mewah bintang lima, Hotel Majapahit memiliki beberapa fasilitas yang siap memanjakan setiap pengunjungnya. Beberapa fasilitas yang ditawarkan diantaranya adalah kolam renang, spa, gym, taman yang luas, restoran, layanan binatu dan parkir gratis. Setiap kamar dilengkapi dengan pendingin ruangan, TV, dan akses internet gratis. Harga sewa kamar Hotel Majapahit per malam berkisar IDR. 1.589.335-3.463.600 sesuai dengan jenis kamar.
Tak banyak yang tahu bahwa dibalik kemegahan dan kemewahan Hotel Majaphit di Surabaya tersimpan kisah sejarah penting bagi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Hotel Majapahit menjadi tempat terjadinya peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda setelah gagalnya perundingan antara Jenderal Sudirman dengan W.V.Ch. Ploegman.
Dalam perundingan tersebut, rakyat Indonesia yang diwakili oleh Jenderal Sudirman meminta kepada pihak Belanda untuk menurunkan bendera Belanda yang berkibar di Surabaya. Perundingan tersebut gagal, Belanda bersikeras untuk tetap mengibarkan benderanya di wilayah Kota Surabaya. Sikap Belanda ini kemudian memancing amarah dari arek-arek Surabaya hingga membuat Jalan Tunjungan penuh oleh lautan manusia.
Tepat pada tanggal 19 September 1945 saat fajar mulai menyingsing, amarah dari arek-arek Surabaya tak terbendung lagi karena keinginan agar sang merah-putih saja yang berkibar di Surabaya ditolak oleh Belanda. Salah seorang pemuda Surabaya kemudian merangsek naik ke atas Hotel Majapahit dan merobek bagian biru dari bendera Belanda hingga menyisakan warna merah-putih saja yang berkibar.