Hal yang Bisa Dipelajari Startup Pariwisata Indonesia dari Airbnb

Pada bulan Februari lalu, Airbnb resmi meluncurkan sebuah roadmap menuju 1 milyar tamu dalam setahun pada tahun 2028 mendatang. Berkembang sangat cepat dalam waktu 10 tahun, apa yang bisa kita pelajari dari Airbnb?

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Pada bulan Februari lalu, Airbnb resmi meluncurkan sebuah roadmap menuju 1 milyar tamu dalam setahun pada tahun 2028 mendatang. Sebuah batu pondasi kuat untuk langkah besar dari perusahaan yang didirikan 10 tahun yang lalu oleh Brian Chesky dan Joe Gebbia. Sebuah perusahaan yang dimulai hanya dengan memasang 3 airbeds di apartemen pendiri mereka di San Francisco dan berkembang menjadi sebuah fenomena global dalam industri pariwisata.

Baca juga: Dua startup Indonesia raih penghargaan internasional bidang pariwisata.

Roadmap Airbnb, 1 miliar pengguna per tahun pada tahun 2028. (Foto/Airbnb).

Dalam siaran pers yang dikirimkan pihak Airbnb pada kami pada Bulan Februari lalu, selama 10 tahun terakhir, tuan rumah Airbnb telah memperoleh lebih dari US$ 41 miliar dan para tamu telah menggunakan Airbnb lebih dari
300 juta kali.

Melihat angka-angka di atas, wajar jika kita menjadikan mereka sebagai benchmark untuk bertumbuh dan berkembang.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari startup pariwisata Indonesia dari Airbnb:

Paham apa yang menjadi paling penting dalam pengembangan bisnis perusahaan, dan fokus ke situ

Jumlah pertumbuhan komunitas tuan rumah Airbnb di seluruh dunia terus bertumbuh tiap tahunnya. Di Indonesia saja, pertumbuhannya pada tahun 2017 mencapai 72% dibanding tahun sebelumnya.

Dalam sebuah interview via email kami dengan Head of Public Policy for Southeast Asia Airbnb, Mich Goh, Jumat, (12/1), menjelaskan bahwa komunitas tuan rumah Airbnb berkembang sangat pesat.

“Komunitas tuan rumah kami terus berkembang pesat, dan saat ini kami memiliki 45.500 pendaftar aktif di Indonesia,” ujar Mich Goh.

Airbnb paham, komunitas adalah kunci utama berkembang tidaknya perusahaan mereka. Penting untuk membangun kepercayaan di lapisan paling dasar dan juga bisa dibilang ujung tombak perkembangan perusahaan. Tak sekadar membesarkannya, mereka juga menjaga kualitasnya. Airbnb bahkan memiliki standar yang sangat jelas bagaimana seharusnya komunitas tuan rumah mereka bergerak.

Berikutnya, mereka berusaha dan terus mencari tahu apa yang dibutuhkan penggunanya

Saat komunitas menjadi pondasi, berikutnya adalah pengguna. Tak kalah penting dengan komunitas tuan rumah, pertumbuhan jumlah pengguna baru dan bertahannya pengguna lama menjadi salah satu kunci utama Airbnb bertahan terus bertumbuh.

Lagi-lagi kepercayaan menjadi menjadi hal krusial di sini. Kepercayaan tak hanya landasan untuk membesarkan komunitas tuan rumah, namun juga untuk menggaet pengguna baru dan membuat pengguna lama bertahan. Airbnb memastikan melalui sistemnya bahwa pengguna akan mendapatkan hal yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di website Airbnb. Bagaimana fasilitasnya, bagaimana pemandangan di sekitarnya, serta syarat dan ketentuan tentang pembatalan dan hal lain, semua tertulis dengan jelas. Semua yang ditampilkan harus sesuai kondisi aslinya.

Tak ada yang suka dibohongi, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan bisnis.

Baca juga: Kemenpar gandeng Traveloka untuk tingkatkan promosi pariwisata.

Menghadirkan manfaat yang jelas dan terus berinovasi

Airbnb tak sekadar menganggu industri, dan pasti bukan itu tujuan awal mereka. Jauh sebelum mereka benar-benar mengganggu industri pariwisata seperti sekarang ini, hal yang para pendiri mereka pastikan saat itu adalah: apakah layanan mereka memberikan manfaat, baik bagi komunitas tuan rumah maupun bagi pengguna.

Layanan sewa rumah atau kamar telah lama ada sebelum Airbnb berdiri. Saat awal berdiri, mereka tak terlalu memikirkan sebuah layanan yang benar-benar baru, ‘pembeda’ yang mereka pikirkan adalah kualitas layanan itu sendiri. Mereka memunculkan kemudahan, dan memastikan bahwa kemudahan tersebut benar-benar berjalan seperti yang Airbnb inginkan.

Beda cerita ketika mereka dalam tahap berkembang seperti sekarang, berbagai inovasi terus dimunculkan. Tak sekadar memberi kemudahan, tapi juga berusaha memberi sesuatu yang baru, baik bagi komunitas tuan rumah, maupun pengguna.

Contoh yang paling jelas adalah ‘experience’.

Berdasar siaran pers yang kami terima dari Airbnb, mereka yang awalnya hanya meluncurkan 500 Pengalaman di 12 kota pada November 2016, kini telah menawarkan lebih dari 3.100 pengalaman di lebih dari 40 kota.

Bahkan, pengalaman Airbnb tumbuh dengan laju yang lebih cepat dari fitur rumah Airbnb dengan pertumbuhan global 20x lipat sejak Bulan Januari 2017.

Di Indonesia pun serupa.Di luncurkan sejak November 2017, polularitas dari Airbnb Experiences di Bali meningkat dan dinobatkan menjadi salah satu dari 15 market teratas di seluruh dunia dan peringkat kedua untuk Pengalaman di Asia yang paling banyak dipesan, tepat setelah Tokyo yang di luncurkan satu tahun lalu.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU