Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi, Jawa Timur telah memasuki tahun kedelapan. Digelar pada Sabtu (20/10/2018) esok, festival ini akan dilaksanakan di Pantai Boom Banyuwangi.
Festival yang menyajikan tari gandrung kolosal ini merupakan acara pariwisata tahunan yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Tari Gandrung sendiri adalah tari khas daerah Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengusung tema “Layar Kumendung”, Festival Gandrung Sewu 2018 akan dimanjakan dengan suguhan tarian dan fragmen drama kepahlawanan yang melibatkan sebanyak 1.173 penari, 64 penampil fragmen, dan 65 pemusik.
¨Layar Kumendung¨ sebenarnya serupa dengan tema di tahun-tahun sebelumnya, yakni mengangkat gending-gending pengiring Gandrung seperti Podo Nonton, Seblang Lukinto, dan Kembang Pepe.
Namun ada beberapa inovasi dan perbedaan dibandingkan apa yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada Festival Gandrung Sewu tahun 2018, pertunjukkan kolosal Tari Gandrung akan diselingi dengan drama Layar Kumendung dengan perbandingan 70 persen tarian dan 30 persen fragmen, sehingga pertunjukkan Gandrung Sewu ini menjadi semakin menarik.
Layar Kumendung yang diangkat sebagai tema ini akan berkisah perihal kisah hidup tokoh heroisme Bupati pertama Banyuwangi, Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda.
Keunikan dan daya tarik festival seni dan budaya dari Banyuwangi ini juga telah memiliki prestasi baik dari tahun ke tahun.
Hal ini tampak dari antusias warga dan pengunjung yang hadir dan turut serta menyukseskan acara, baik sebagai penonton, panitia, hingga partisipan pertunjukan kolosal.
Begitu pula dengan wisatawan lokal dan mancanegara, semuanya tertarik untuk melihat festival yang sarat akan kesenian dan kekayaan kultural Indonesia, khususnya Banyuwangi.
Festival Gandrung Sewu juga nyata berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi lokal. Ribuan warga telah mendapatkan berkah ekonomi baik melalui penjualan di warung, jasa transportasi, restoran, homestay, hotel, hingga UMKM produsen oleh-oleh,