Minuman tradisional Indonesia sebenarnya beragam sekali, namun keberadaan mereka kini kian tergerus dengan adanya minuman-minuman kekinian asal luar negeri seperti Thai Tea, Bubble tea, hingga Rice Manggo. Salah satu yang kini jarang kita temui adalah Es Badeg.
Es satu ini punya nama lain Lahang. Jika ditanya soal rasa maka rasa manis segar dengan bau khas yang harum adalah yang bisa dijelaskan untuk mendeskripsikan minuman tradisional ini. Minuman ini cocok disajikan kala cuaca sedang panas dan dicampur dengan potongan es baru.
Es tradisional khas Pulau Jawa ini berasal dari sadapan Pohon Aren (bunga jantan). Cara mendapatkannya cukup sulit. Mungkin ini pula yang mempengaruhi keberadaan minuman satu ini.
Pengolahannya harus dijaga, karena jika terlalu lambat disadap rasanya akan berubah mirip Tuak dengan sedikit rasa alkohol yang menyengat.
Mungkin bagi Anda yang tinggal di area perkotaan akan asing mendengar nama Es Badeg ini. Memang, kini hanya ada segelintir orang yang masih menjajakan es khas Pulau Jawa ini. Kebanyakan mereka adalah para lansia yang berkeliling menggunakan sepeda atau gerobak keliling saat menjajakannya.
Salah satu yang masih ada untuk menjual es satu ini adalah Pak Sukardi yang umurnya kini menginjak 70 tahun. Dengan tubuhnya yang telah renta, ia berkeliling dengan sepeda yang ia modifikasi untuk berjualan es ini di Purwokerto.
Rute jualannya yaitu dari Desa Bantarwuni – Larangan – Kembaran – Pliken – Margono – Berkoh – Jalan Pramuka – Pasar Wage – Dukuwaluh – Bantarwuni.
Harga es badegnya Rp.5.000 per gelasnya. Harga ini sama dengan es badeg di berbagai Pulau Jawa dan Indonesia. Bahkan adapula yang menjualnya dengan harga Rp2.500.
Jika Anda kebetulan datang ke Purwokerto atau menemui es Badeg keliling, tidak ada salahnya mencoba karena rasanya pun tidak mengecewakan. Selain itu, kita sama-sama bisa membantu melestarikan kuliner yang kini makin tergerus oleh zaman yang serba kekinian.