Mendoan Banyumas Diusulkan Menjadi Warisan Budaya ke UNESCO

Pemerintah Kabupaten Banyumas yang merekomendasikan mendoan menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Siapa tidak kenal dengan mendoan? Kuliner tradisional dari tempe yang dibalut tepung ini banyak disajikan di berbagai warung makan di seluruh Indonesia sehingga mustahil ada masyarakat yang tidak mengetahuinya. Jika ditelusuri asal-muasalnya, mendoan menyebar dari Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah. Nama “mendoan” berasal dari Bahasa Banyumasan yaitu mendo yang berarti setengah matang atau lembek.

Seperti namanya, mendoan memang tidak dimasak dengan benar-benar matang. Tempe yang telah dilumuri tepung selanjutnya dimasak dengan menggunakan minyak panas yang banyak dan cepat, sehingga masakan tidak matang sepenuhnya. Rasanya yang gurih dan nikmat membuat mendoan begitu populer dan banyak digemari hingga ke luar wilayah Karesidenan Banyumas.

Diusulkan Menjadi Warisan Budaya UNESCO

Publik Indonesia beberapa waktu lalu sempat dihebohkan oleh tindakan Pemerintah Kabupaten Banyumas yang merekomendasikan mendoan menjadi Intagible Cultural Heritage (Warisan Budaya Tak Benda) kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hasil akhir akan diputuskan oleh Kemendikbud pada Agustus di tahun 2020 ini.

Mendoan khas dari Banyumas (Instagram/ayudiahrespatih).

Kepala Seksi Pengelolaan dan Pelestarian Tradisi Kabupaten Banyumas Mispan mengatakan bahwa ini merupakan persoalan penting karena mendoan adalah kuliner asli Indonesia yang sudah ada sejak masa kolonialisme Hindia Belanda di nusantara. Menurutnya, mendoan layak menjadi warisan tak benda aspek kuliner yang perlu dilestarikan.

Tempat di Banyumas yang dikenal sebagai pusat mendoan adalah Desa Pliken di Kecamatan Kembaran. Setidaknya terdapat 720 pembuat mendoan yang dapat menghasilkan hingga 12 ton setiap harinya. Semua mendoan-mendoan ini tidak hanya dipasarkan di Banyumas saja, namun juga di wilayah ngapak lain seperti Purbalingga, Cilacap, dan Banjarnegara.

Mispan mengatakan mendoan telah menjadi makanan favorit para adipati zaman dulu. Menurut kajiannya, mendoan telah ada sejak tahun 1870-an. Tidak ada catatan pasti, yang jelas menurut Mispan sudah disebut pada era Bupati Sudjiman Mertadireja Gandasoebrata pada 1937. Ada kemungkinan juga mendoan sudah ada sejak Kabupaten Banyumas pertama kali berdiri pada 449 tahun lalu.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU