Bangkrut dan Cerai dengan Istri, Miliarder David Glasheen Putuskan Tinggal di Pulau Terpencil. Ini Kisahnya

David Glasheen, meskipun masa lalunya begitu bergelimang harta, pesta, dan kehidupan mewah, namun dia bahagia tinggal di pulau terpencil yang kini ia tinggali.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Sudah menyaksikan film petualangan “Cast Away”? Jika sudah, nampaknya Anda tahu betul bagaimana gambaran kisah yang dialami David Glasheen ini. Jika Chuck Noland terdampar di pulau terpencil akibat kecelakaan pesawat yang dialami, lain halnya dengan David Glasheen. Kecelakaan saham membuatnya bernasib “sama” seperti Chuck Nolan dalam film Cast Away.

David Glasheen, pria Australia berusia 73 tahun ini dulunya adalah seorang miliarder dari perusahaan pertambangan emas di Papua New Guinea yang berbasis di Sidney.

Melansir dari vice.com, pada 19 Oktober 1987, saham Glasheen di Dow Jones (indeks pasar saham) turun drastis hingga mencapai 508 poin. Kecelakaan pada bursa saham tersebut kemudian mengakibatkan Glasheen mendapatkan kerugian sekitar $ 7,25 juta USD.

Baca juga: Mengapa zaman dahulu orang Indonesia tak pernah senyum saat difoto?

David Glasheen bersama dengan Polly, anjing peliharaan Glasheen. (Foto/ ourtripgudie.com)

Kecelakaan saham Dow Jones yang terkenal dengan nama The Black Monday crash tersebut ternyata berbuntut panjang. Tak hanya berdampak pada perekonomian saja, kehidupan rumah tangga Glasheen pun hancur berantakan.

Pada tahun 1991, dia bercerai dengan istrinya. Lalu, persis pada tahun 1993, Glahseen kehilangan semua uangnya. Dan, karena hal itulah, Glasheen memutuskan untuk mencari pelarian terbaik atas masalah kehidupan yang dialaminya.

Masih di tahun yang sama, Glasheen untuk pertama kalinya datang ke terpencil yang disebutnya sebagai “Restoration Island”. Namun, barulah pada 1997, ia baru mendapatkan sewa lima puluh tahun dan pindah ke pulau itu untuk selamanya.

David Glasheen bersama dengan Polly tinggal di rumah kayu. (Foto/ ourtripgudie.com)

Di sana, Glasheen tinggal bersama anjingnya bernama Polly di rumah kayu kecil di pantai. Tak ada akses listrik, keterbatasan air bersih, dan ancaman binatang liar terus mengintai dia. Namun, Glasheen memiliki koneksi internet yang memungkinkan dia untuk mengikuti berita dan dunia luar melalui media sosial dan dia bahkan suka menonton video YouTube.

Setiap tahun, David melakukan perjalanan ke kota terdekat untuk berbelanja barang-barang penting seperti beras dan minyak zaitun serta beberapa batang cokelat dan permen. Dia juga menangkap udang, kepiting, dan ikan, dan menumbuhkan sayurannya sendiri.

Glasheen mengaku lebih aman berada di pulau terpencil tersebut daripada di belahan dunia manapun. Meskipun, dia pernah digigit laba-laba berbisa yang mengharuskan dia dibawa ke rumah sakit terdekat.

Dia berasumsi bahwa buaya, laba-laba, dan ular jauh lebih baik daripada serangan teroris. Baginya, pulau ini adalah surga alam yang menjadi rumah Glasheen. Dia bahkan ingin mati pulau tersebut.

Baca juga: Kenapa Greenland ditutupi salju sedangkan Iceland begitu hijau?

Glasheen naik perahu di atas laut. (Foto/ ourtripguide.com)

Ketika dia pertama kali datang ke pulau itu, dia muak dengan uang dan pernikahannya yang telah hancur berantakan. Dia mengatakan kepada reporter yang mewawancarainya bahwa uang membuatnya “sakit”.

Namun, ia mengakui bahwa ia rindu berkomunikasi dan berkontak fisik dengan manusia. Pun tak bisa dipungkiri, dia menginginkan pasangan hidup yang mau tinggal bersamanya dan Polly di pulau terpencil tersebut.

Dia mengatakan bahwa dia akan senang memiliki pasangan yang tinggal bersamanya di pulau itu.

Hidup dalam keterasingan di pulau antah berantah tak selamanya menyedihkan. Glasheen mengaku kerap dikunjungi para traveler. Di sana, mereka saling berbincang. Bahkan, Glasheen pernah mendapatkan tamu spesial, Russell Crowe, seorang aktor ternama asal Selandia Baru. Saat itu, Russell Crowe berkunjung dan makan malam bersama Glasheen karena ketinggalan kapal pesiarnya.

Kedepanya, Glasheen berencana untuk membangun sebuah kompleks hotel tetapi sekarang dia lebih suka mengembangkan retret kesehatan mungil yang ramah lingkungan, di mana keuntungan bukanlah tujuan.

Meskipun masa lalunya begitu bergelimang harta, pesta, dan kehidupan mewah, David Glasheen merasakan kesedihan dan kepahitan hidup. Kini, dia merasa aman, nyaman, dan bahagia meski tanpa banyak harta.

Satu yang dia cari, pasangan hidup yang bersedia menemani dia hingga akhir hayat nanti.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU