Dampak Virus Corona, Benua Antartika Lockdown Sembilan Bulan

Dampak Virus Corona (Covid-19), Benua Antartika memutuskan untuk melakukan lockdown selama sembilan bulan dengan menutup akses keluar masuk wilayan ini.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Pandemi Virus Corona (Covid-19) telah menjangkiti hampir seluruh negara di dunia. Tercatat sebayak 1.015.466 orang telah positif terjangkit Covid-19, sedangkan 53.190 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Hampir tidak ada tempat di bumi yang benar-benar bebas dari wabah ini. Tidak ada, kecuali Benua Antartika yang berada di ujung selatan kutub bumi, tempat terdingin yang tidak dihuni oleh seorangpun manusia.

Meskipun demikian, dalam menghadapi wabah ini ternyata Antartika telah memberlakukan lockdown pada Rabu (18/3) dengan menutup akses keluar-masuk menuju wilayah benua ini. Tidak tanggung-tanggung, lockdown berlangsung hingga sembilan bulan mendatang. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi agar wabah Covid-19 tidak sampai menyebar ke Antartika.

Pemberitaan terkait lockdown di Antartika disampaikan oleh Dr. Jeff Ayton selaku Kepala Petugas Medis di benua itu. Ayton menuturkan, persiapan logistik telah dilakukan sejak Januari 2020. Selain itu, sejumlah perjalanan tidak penting juga telah dibatalkan dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan anggota tim peneliti, serta meningkatkan kemampuan seluruh tenaga medis.

Penerbangan terakhir ke wilayah Casey di Antartika adalah awal bulan Maret. Kapal terakhir yang datang ke Davis yaitu pada Februari. Sedangkan perjalanan terakhir ke Mawson terjadi pada akhir Februari lalu. Tidak hanya itu kunjungan wisatawan ke Benua Antartika menggunakan kapal pesiar juga telah dihentikan hingga masa lockdown berakhir.

Hanya Dihuni Mamalia Laut

Ayton menegaskan, berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan tiga stasiun (pos penelitian) di Divisi Antartika Australia, yaitu Casey, Mawson, dan Davis dinyatakan bersih bebas infeksi Covid-19. Memang, Benua Antartika adalah satu-satunya benua di bumi yang hingga saat ini bebas dari wabah Covid-19. Meskipun tidak ada manusia yang menghuni tempat ini, namun lockdown perlu dilakukan demi melestarikan alam Antartika.

Benua Antartika hanya dihuni oleh beberapa spesies penguin dan mamalia laut, seperti beruang, anjing laut, dan singa laut saja. Manusia yang berada di Antartika adalah kelompok peneliti dari seluruh negara di dunia yang mengamati segala fenomena yang terjadi di benua ini. Antartika dilapisi oleh gletser dan es abadi, suhu udaranya sangat rendah sehingga tidak memungkinkan manusia normal untuk bertahan hidup.

Benua Antartika

Benua Antartika memiliki luas mencapai 5.5 juta mil persegi atau sekitar 14.2 juta kilometer persegi, 98 persen daratannta tertutup oleh gletser abadi. Berdasarkan data dari Live Science, suhu terdingin yang pernah tercatat di Antartika adalah 128.56 derajat Fahrenhet atau setara minus 89.2 derajat Celcius yang terjadi pada 21 Juli 1983. Antartika menjadi laboratorium alam sejak 1 Desember 1959.

Catatan dari Dewan Manajer Program Antartika Nasional, pada tahun 2009 terdapat 30 negara yang mengoperasikan lebih dari 80 stasiun penelitian di seluruh benua. Hanya para peneliti saja manusia yang mendiami Antartika, biasanya puncak kedatangannya terjadi pada musim panas. Wisatawan terkadang juga datang berkunjung ke Antartika menggunakan kapal pesiar. Asosiasi Operator Tur Internasional Antartika mengungkapkan pada 2011, sebanyak 20.000 wisatawan mengunjungi Semenanjung Antartika.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU