Dunia maya diramaikan oleh kabar Candi Borobudur yang ditutup terpal untuk mengantisipasi erupsi dari Gunung Merapi. Kabar ini pertama kali diketahui melalui unggahan akun Arta Putra di grup Facebook Pecinta Obyek Wisata Indonesia pada Rabu (18/11/2020). Dalam unggahannya itu, terdapat 32 stupa dan lantai lorong 1 keliling yang ditutup terpal paulin.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Wiwit Kasiyati, membenarkan berita viral tersebut. Pihak BKB memang sengaja memasang terpal paulin di sejumlah stupa dan teras lantai Candi Borobudur sebagai upaya untuk antisipasi dan mitigasi bencana terhadap cagar budaya. Adapun jumlah stupa yang ditutup terpal paulin sebanyak 36 dari total 72 stupa di lantai 8.
Tidak hanya itu, BKB juga telah menyiapkan terpal paulin di beberapa titik lorong atau teras candi yang dapat digelar sewaktu-waktu ketika Gunung Merapi benar-benar erupsi. Penutupan stupa di Candi Borobudur itu sudah dilakukan sejak Selasa (10/11/2020) setelah mendapatkan informasi bahwa BPPTKG meningkatkan status vulkanik Gunung Merapi ke Siaga (Level III).
Meskipun saat ini beberapa stupa telah ditutup terpal paulin, pengunjung masih bisa datang dan berwisata ke Candi Borobudur. Hal ini karena Candi Borobudur tidak terletak di Kawasan Rawan Bencana (KRB)-3 yang wajib ditutup. Jarak dari puncak Gunung Merapi hingga Candi Borobudur lebih dari lima kilometer sehingga diizinkan untuk buka tanpa ada pembatasan.
Penutupan Candi Borobudur dengan terpal seperti ini bukan kali pertama dilakukan. Pada 2010, Candi Borobudur juga ditutup terpal paulin karena Gunung Merapi mengalami erupsi. Abu vulkanik yang masuk ke bebatuan candi akan sulit dibersihkan, satu-satunya cara membersihkannya adalah dengan membongkar batuannya. Batuan candi pun akan cepat rusak.
Selain Candi Borobudur, penutupan terpal paulin juga dilakukan di Candi Pawon dan Candi Mendu karena masih termasuk dalam Borobudur Temple Compounds. Ketiganya adalah satu kesatuan Situs Warisan Dunia UNESCO yang ditetapkan pada tahun 1991. Candi Borobudur sempat hancur lebur setelah ditinggalkan oleh peradaban Mataram Kuno ke Jawa Timur.
