Festival Kesuburan merupakan salah satu festival eksentrik yang ada di Jepang. Festival menjadi populer di dunia karena temanya yang unik. Meski terkesan mesum, festival ini memiliki filosofi mendalam di baliknya.
Festival Kesubutan festival penis baja, atau di Jepang dikenal dengan nama Shinto Kanamara Matsuri atau festival penis baja yang digelar setiap tahun di Kota Kawasaki.
Festival kesuburan bertujuan untuk memeringati kesuburan sebab masyarakat Jepang merupakan negara di Asia yang memiliki tingkat kelahiran terendah. Selain itu untuk mencegah penyakit menular, hingga pengumpulan dana penelitian HIV.
Berabad lalu, tepatnya pada tahun 1600-an, ada mitos tentang sesosok iblis bertaring tajam yangjatuh cinta pada gadis muda. Tapi, karena perbedaan wujud, cinta mereka tak bisa bersatu. Lalu, si iblis masuk ke dalam alat vital si gadis tanpa si gadis sadari, untuk menjaga dari para pria yang tertarik pada si gadis. Si iblis ini mengebiri pria yang ingin berhubungan dengan si gadis.
Lambat laun si gadis menyadari ada yang tidak beres dengan dirinya dan meminta pertolongan ke semua orang, tapi tak ada yang bisa menyembuhkannya.
Akhirnya, seorang pandai besi menolongnya dengan cara membuat penis yang terbuat dari besi untuk menipu si iblis.
Singkat cerita, penis besi ini berhasil mengeluarkannya dari tubuh sang gadis. Sejak saat itulah setiap minggu pertama April selalu ditandai dengan Festival Kesuburan.
Dulu, Festival Kesuburan hanya menghadirkan sebuah alat kelamin pria raksasa (mikoshi) berwarna pink yang diarak keliling kota melintasi Jalan Kawasaki dengan ritual beserta doa kepada dewa.
Di era sekarang, tak hanya mikoshi, tapi juga diramaikan oleh banyaknya pedagang yang menjual berbagai dagangan bertema alat kelamin pria.
Hal itulah yang menjadi magnet wisatawan mancanegara datang ke Jepang setiap Bulan April.