Dikenal Sebagai Oleh-oleh Khas Dieng, Buah Carica Ternyata Endemik Asli Suku Tengger

Tanaman buah Carica itu disebut sebagai tanaman endemik yang awalnya hanya ada di kawasan Lereng Gunung Bromo. Mereka menamainya dengan Karikaya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Banyak orang beranggapan bahwa Buah Carica merupakan buah khas Dieng. Buah ini banyak dibuah manisan dan menjadi oleh-oleh khas Dieng. Bahkan banyak pohon carica yang tumbuh subur di Dieng karena buah ini biasa tumbuh di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl).

Tapi tahukah Anda ternyata buah ini ternyata berasal dar dataran tinggi Lereng Gunung Bromo, Jawa Timur. Masyarakat Suku Tengger yang mendiami kawasan 1.700-2.329 mdpl mengenal buah ini dengan sebutan karikaya.

Baca juga: Wajib Dibawa Untuk Oleh-oleh Saat ke Dieng, Ini Ciri-ciri  Carica Berkualitas

Tanaman buah itu disebut sebagai tanaman endemik yang awalnya hanya ada di kawasan Lereng Gunung Bromo. Bahkan, melansir dari Tribunnews.com, tanaman buah carica yang tumbuh di Dataran Tinggi Dieng, berasal dari kawasan Bromo.

“Sebenarnya yang di Dieng dulunya dibawa dari sini. Kebetulan kentang di sini bagus. Mereka ambil bibit dari sini. Terus ada buah carica itu. Kok unik, mereka bawa,” kata Kariadi, salah satu warga Suku Tengger di Dusun Wonomerto, Desa Tosari, Kabupaten Pasuruan dilansir dari Tribunnews.com.

Carica tumbuh subur di kawasan Tengger. Foto/caricaku.com

Namun buah ini tak banyak diminati Suku Tengger karena rasanya yang kecut. Pada waktu itu carica tidak diminati dan masyarakat enggan membudidayakannya.

“Semenjak saya ingat, carica sudah ada. Waktu itu buat cuci tangan. Warga di sini kan bertani, bergelut dengan tanah dan rumput, warnanya menempel ke tangan. Carica yang mampu menghapus,” katanya.

Hingga akhirnya, Kariadi sebagai Ketua Komunitas Bala Daun mencoba meracik carica sebagai minuman.

“Berawal dari coba-coba. Tapi untuk kita konsumsi sendiri,” katanya.

Baca juga: Desa Ngadas Malang, Secuil Surga di Atas Awan Bromo yang Jadi Rumah Bagi Suku Tengger

Kariadi pun mulai rutin mengonsumsi carica yang sudah diracik menjadi minuman. Ia juga kerap menyuguhkan minuman yang diraciknya itu kepada tamunya.

Setelah melalui proses panjang, kini carica kembali tumbuh subur oleh Bala Daun. Bahkan beberapa penelitian telah dilakukan agar carica bisa dikonsumsi oleh masyarakat Suku Tengger.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU