Berbincang dengan Mbak Lies, Pemilik Warung Selat Solo Paling Legendaris Seantero Indonesia

Kami bertanya beberapa hal terkait rahasia kelezatan kuliner khas Solo buatannya. Di luar dugaan, Mbak Lies menceritakan kisah pedih di balik kesuksesan Kedai Selat Solo-nya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Berkunjung ke Solo kurang afdol bila belum mencicip lezatnya Selat Mbak Lies. Kuliner khas Solo yang tersohor seantero Indonesia ini memiliki cita rasa khas. Selat Solo disajikan dalam keadaan dingin dipadukan dengan daging sapi empuk, sayur mayur, dan manis gurih segarnya kuah Selat. Yang bikin ingin balik lagi, rasa Selat Mbak Lies tak pernah berubah sejak dulu kala.

Selain jago soal rasa, interior warung Mbak Selat Mbak Lies yang dihiasi pernak pernik keramik pun menjadi daya tarik wisatawan yang tengah liburan di Solo.

Baca juga: Mencicipi selat Solo Mbak Lies yang legendaris abis

Warung Selat Mbak Lies yang nyentrik abis. Foto dari Wike Sulistiarmi / Phinemo.com

Saat berkunjung di Warung Selat Mbak Lies, kami bertanya beberapa hal terkait rahasia kelezatan kuliner khas Solo buatannya. Di luar dugaan, Mbak Lies menceritakan kisah pedih di balik kesuksesan Kedai Selat Solo yang terus bertahan hingga sekarang.

Mbak Lies, Selat Solo itu apa sih?

Selat merupakan makanan dari Eropa yang biasa kita kenal dengan nama ‘Salad’. Tapi, orang Jawa ngomongnya Selat. Dulu kan Indonesia dijajah Belanda. Kan orang Belanda makanannya salad. Tapi orang Jawa ikut masak makanan buat Belanda yang namanya Salad ini. Mayones, moster (mustard), bistik (steak-red) yang ada dalam satu piring Selat Solo diadopsi dari Salad. Lalu, soal rasa disesuaikan dengan lidah jawa. Asal mula selat dari situ.

Selat ini rasanya manis gurih. Meski hujan deras, banjir, panas, Selat selalu disajikan dalam keadaan dingin. Kalau mau minta hangat yang kami bisa manasin. Tapi cocoknya dingin.

Selain itu, Selat tidak dicocok bila dipadukan dengan sambal. Kalau mau pedas, ada selat galantin kuah saos.

Selain selat galantin kuah saos, bisa coba sup matahari, sop pengantin, timlo, gelantin. Itu cocoknya pedas. Khas Solo juga bukan adaptasi kuliner Belanda.

Warung Mbak Lies penuh hiasan keramik. Foto dari Wike Sulistiarmi / Phinemo.com

Resep Selat ini dari mana ya Mbak Lies?

Resep Selat ini otodidak dari leluhur kita dulu. Umur 5 tahun saya sudah suka Selat. Karena suka, lulus SMA saya memutuskan untuk jualan Selat dan bumbunya ya warisan nenek moyang.

Warung Selat Mbak Lies berdiri sejak kapan?

Selat Mbak Lies sudah ada sejak saya lulus SMA tahun 1987. Dulunya cuma ada 2 meja, tapi yang beli anak-anak kecil. Saya jualan Selat ini ndak meniru warung lain. Setahu saya, saya jadi yang pertama.

Konsep warung Selat Mbak Lies ini apa ya? Kok banyak keramik-keramik?

Konsepnya ini sebenarnya ala Jawa dan Belanda. Kalau keramik ini karena saya suka ngumpulin sejak kecil. Contohnya rautan. Dulu, saya disuruh milih, pakai rautan plastik atau keramik, saya milih kramik. Malah kebablasan jadi hobi ngoleksi keramik sampai sekarang.

Keramiknya dari Thailand, Belanda, China, dan Jepang. Pokoknya dari macam-macam negara. Dulu saya suka traveling, tapi sekarang sibuk jadi ya tidak jalan-jalan lagi.

Baca juga: Cerita pendiri Eiger yang dulunya hanya lulusan STM

Kenapa Selat Mbak Lies bisa populer banget ya?

Tidak ada trik khusus untuk promosikan warung selat ini. Awal popularitas warung saya ini dari mulut ke mulut. Mungkin anak-anak yang beli selat saya, bilang ke ibunya, lalu ke guru-gurunya. Lama-lama terkenal.

Karena sudah berdiri sejak lama, banyak orang yang kenal warung saya. Selain sudah lama berdiri, saya juga selalu jaga kualitas contohnya sayur harus baru. Makanya saya taruh wortel di depan sana. Jadi pengunjung tahu kalau saya masaknya sedikit-sedikit dan selalu fresh terus.

Lalu, kalau ada yang beli Selat buat dibawa keluar kota, saya mencuci wortel menggunakan air matang. Jadi wortelnya ini tetap fresh, tidak layu.

Mbak Lies, kenapa foto karyawan yang dipecat kok dipajang di dinding?

Kami saat berbincang dengan mbak Lies. Foto dari Wike Sulistiarmi / Phinemo.com

Jadi gini mbak, foto-foto karyawan yang dipajang itu sebenarnya cuma satu orang yang saya pecat. Dulunya dia bekerja sebagai kasir di warung saya. Dia saya pecat karena dia maling uang kasir selama 9 tahun. Dari tahun 2007 sampai 2016. Total uang yang diambil 3 miliar.

Dia bukan tangan kanan saya, famili, atau saudara. Dia masuk jadi kasir karena karyawan itu “dibawa” tetangga depan rumah saya. Karena saya tidak enak hati, akhirnya dia saya terima kerja di sini.

Karyawan yang saya pecat ini mengambil nota di kasir lalu dibawa pulang. Dia juga punya hutang di banyak tempat seperti pedagang-pedagang daging dan sayur atas nama saya. Totalnya ratusan juta rupiah.

Bahkan, karyawan saya juga mengaku dipotong gajinya. Anehnya, mereka semua juga diam. Saya juga sudah diperingatkan ibu saya, tetangga, pengunjung, saudara dan lainnya. Tapi saya diam saja tidak bisa ngomong. Waktu saya di rumah, jauh dari dia, saya itu pengen ngomong. Tapi, pas ketemu orangnya saya ndak bisa ngomong. Ini ndak wajar.

Akhirnya kebongkar saat dia ketahuan mengambil uang-uang recehan seperti uang buat beli gas dan kecap. Saya punya bukti kejahatannya satu koper. Ketika saya sudah bisa ngomong, saya ancam penjarakan dia barulah dia ngaku. Dia akhirnya kembalikan uang 500 juta hasil penjualan mobil dan rumahnya yang dibeli dari hasil mencuri di tempat saya. Jadi, Kenapa foto karyawan ini saya pajang, karena saya mau mengembalikan nama baik saya mbak.

“Pelajaran buat kita, meskipun saudara, teman, atau keluarga jangan gampang percaya.” Pungkas Mbak Lies mengingatkan pada kita semua.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU