Begpacker, Turis Gembel yang Jadi Sampah Masyarakat di Indonesia

Fenomena wisatawan mancanegara yang kehabisan modal ini dikenal dengan nama begpacker. Biasanya begpacker akan mengumpulkan uang untuk pulang ke negaranya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Pamor pariwisata Indonesia yang semakin meningkat di mata dunia berdampak pada tingginya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke beberapa wilayah di Indonesia. Namun sayang tidak semua wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia datang dengan modal yang cukup. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian kehabisan modal dan memilih menjadi gembel atau pengemis di lokasi wisata.

Fenomena wisatawan mancanegara yang kehabisan modal ini dikenal dengan nama begpacker. Biasanya begpacker akan mengumpulkan uang untuk pulang ke negaranya dengan mengemis, bahkan tidak sedikit yang melakukan tindak kriminal seperti mencuri atau merampok. Fenomena begpacker semakin ramai sejak satu dekade terakhir.

Fenomena begpacker pertama kali muncul di negara Singapura, lalu menyebar ke negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Laos dan Malaysia. Istilah begpacker diambil dari dua kata yaitu beg yang berarti pengemis dan packer yang berarti pejalan. Seringkali kaum begpacker datang dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Begpacker paling banyak ditemui di Negara Thailand, tepatnya di Jalan Khaosan Kota Bangkok. Sebagian besar dari mereka duduk di pinggir jalan dengan membawa kerton atau papan bertuliskan “donasi” lengkap dengan wadah uang yang siap menampung recehan. Para begpacker ini sangat mengganggu pemandangan dan memperkumuh kondisi Kota Bangkok.

Begpacker di Jalan Khaosan Kota Bangkok (Instagram/@stephanieecate)

Mengatasi permasalahan ini Pemerintah Thailand memperketat izin masuk wisatawan mancanegara. Setiap wisatawan yang datang diharuskan untuk menunjukkan uang tunai atau tabungan sebesar 20.000 baht (US$ 748) kepada petugas imigrasi di bandara.

Begpacker di Indonesia

(Phinemo/Sekar Suwardani)

Fenomena begpacker banyak ditemukan di Pulau Bali. Banyak dari mereka yang kemudian menjadi viral di media sosial karena aksi-aksi kriminal yang dilakukannya kepada masyarakat lokal. Keberadaan mereka membuat pihak imigrasi gerah karena mengganggu ketertiban masyarakat. Pemerintah mulai menerapkan aturan tegas untuk menangani permasalahan fenomena begpacker.

Pihak imigrasi Indonesia akan mengirim wisatawan mancanegara yang bermasalah akan dikirimke kedutaan negara masing-masing. Berdasarkan fenomena tersebut, pemerintah akan mengkaji ulang kebijakan bebas visa. Keputusan imigrasi Bali ini kemudian menjadi topik hangat yang diperbincangkan dunia.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU