Bangga, Festival Kuliner Kota Kupang Masuk Rekor Dunia

Semoga dengan rekor Festival Kuliner Kota Kupang ini, festival kuliner lainnya di Indonesia juga makin dikenal di kancah Internasional sehingga mampu mendorong perekonomian warga setempat.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Kabar gembira, festival kuliner makanan khas Jagung Bose, Daging Sapi Asap, dan Sambal Luat dari Kota Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur meraih rekor dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid).

Festival Pangan Lokal di Kota Kupang, Sunber foto

Ketua Leprid Indonesia Paulus Pangka menjelaskan, penghargaan rekor ini dinilai berdasarkan jumlah peserta yang mencapai 18.562 orang.

“Penghargaan rekor ini merupakan apresiasi atas jumlah peserta terbanyak dengan makanan khas,” ujar Paulus pada Sabtu, (21/4), dilansir dari Tempo.co.

Jumlah peserta itu sendiri tercatat dalam kupon yang dibagikan oleh pemerintah setempat.

Makanan khas Jagung Bose, Sei dan Luat yang dibagikan secara gratis kepada warga kota ini dinilai menenuhi standar gizi.

“Syaratnya harus memenuhi standar kesehatan, saya juga ikut mencicipi,” tambah Paulus.

Baca juga: Festival Kuliner Prancis Good France Hadir di 10 Kota Besar Indonesia

Diharapkan Kupang menjadi jaringan kota kreatif nasional

Deputi VI Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hasan Abud mengatakan Bekraf sangat mendukung bentuk festival kuliner karena dapat menjadi daya tarik pariwisata. Juga berharap Kota Kupang dapat menjadi jaringan kota kreatif nasional.

“Antusiasme warga luar biasa, semoga Kota Kupang juga dapat menjadi jaringan kota kreatif nasional,” kata Hasan.

Sebagai daerah destinasi wisata, NTT khususnya Kota Kupang dapat memajukan potensi melalui festival lokal yang mampu mendongkrak ekonomi sekaligus pariwisata.

Baca juga: Kuliner dari Indonesia Susah Mendunia, Mengapa?

Festival kuliner pertama di Kupang

Berdasarkan keterangan Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus mengatakan bahwa festival kuliner ini baru pertama kali digelar. Menurut dia, festival ini digelar untuk mempertahankan pangan lokal yang sudah mulai hilang di masyarakat. Ini juga salah satu bentuk kampanye promosi tentang pangan lokal di daerah tersebut.

“Festival kuliner ini pertama kali digelar dan terbesar di dunia dengan melibatkan 18.500 lebih orang, Acara ini menjadi ikon bagi Kota Kupang, yang akan terus kami galakkan,” ujarnya.

Dia berjanji akan terus menggelar festival serupa setiap tahunnya dengan melibatkan berbagai kelompok usaha seperti Bose, Ikan, dan Kopi (Bisik).

“Bisik ini akan kami laksanakan pada Agustus 2018,” tambahnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU