Pada 7 Juni lalu, terminal baru Bandara Ahmad Yani telah diresmikan oleh Presiden Jokowi. Persemian bandara Ahmad Yani ini pun menarik perhatian banyak kalangan sebab bandara kebanggaan warga Semarang ini dibangun di atas rawa-rawa. Jika dilihat dari angkasa, bandara Ahmad Yani baru terlihat seperti mengapung. Maka, bandara Ahmad Yani ini pun peroleh julukan sebagai bandara apung.
Bandara apung Ahmad Yani ini memang menjadi pertama di Indonesia, namun di luar negeri sana sudah lebih dulu memiliki bandara apung. Salah satunya Bandara Internasional Kai Tek, Hong Kong.
Bandara Kai Tek kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Hong Kong. Dengan berbagai gedung pencakar langit dan gunung-gunung yang terletak di sebelah utara dan satu-satunya landasan pacu yang menjorok ke laut.
Bandara apung ini dibangun di atas sebuah pulau buatan dengan luas wilayah 1,255 hektar. Tak sekadar dibangun sebagai terminal penumpang terbesar di dunia. Tapi bandara ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, terutama bagi wisatawan muslim di mana di sana telah disediakan beberapa tempat ibadah untuk umat muslim.
Bandara apung selanjutnya adalah Bandara Osaka-Kanshai di Jepang. Terletak di tengah-tengah Pulau Buatan di Teluk Osaka, jembatan ini menghabiskan 21.000.000 m3 untuk menghubungkan tanah reklamasi agar bisa dilalui mobil maupun kereta. Bandara apung di Jepang ini memiliki 42 gerbang keberangkatan. Kecanggihan bandara ini adalah dari struktur bangunannya yang ringan dan tahan gempa.
Tak hanya Bandara Osaka-Khansai saja, Jepang bahkan memiliki 6 bandara apung di mana salah satunya menjadi bandara apung terbesar di dunia. Bandara tersebut bernama Tokyo Bay’s Megafloat.
Setelah Jepang, kita beralih ke London. London Britannia sebagai bandara tersibuk di sana berencana membangun landasan pacu ke tiga untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Untuk pembangunan landasan pacu ke tiga ini, mereka membutuhkan kawasan yang luas. Sedangkan London cukup padat. Alhasil, dibangunlah bandara baru mengapung di muara Sungai Thames.
Tak ketinggalan, Maladewa pun memiliki bandara apung kelas dunia bernama Internasional Velana Airport (VIA). Bandara internasional ini dibangun di pulau terpisah, Hulhulé, hanya 5 menit perjalanan dengan kapal bermesin dari Capital Malé, telah berfungsi sebagai pintu gerbang ke Maladewa sejak awal. VIA memiliki kombinasi unik dari daratan dan aerodrome air, melayani pangkalan pesawat amfibi terbesar di dunia.