Besok tepat pada Jumat (31/7), umat muslim di dunia akan merayakan Idul Adha 1441 H. Perayaan Idul Adha tahun ini mungkin akan sedikit berbeda, mengingat dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 yang menewaskan ratusan ribu manusia. Dengan kondisi seperti ini, pemerintah Arab Saudi pun meniadakan kegiatan ibadah haji untuk umum. Peserta haji dibatasi hanya untuk 1.000 orang yang seluruhnya berasal dari Arab Saudi.
Idul Adha merupakan perayaan ibadah haji untuk memperingati peristiwa kurban, yaitu kerika Nabi Ibrahim AS mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, untuk Allah SWT. Idul Adha dapat disebut sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji. Pusat perayaan Idul Adha berada di sebuah desa kecil di Arab Saudi bernama Mina, dekat dengan Makkah. Terdapat tiga tiang batu yang melambangkan iblis dan harus dilempari batu oleh peserta haji.
Idul Adha atau yang dikenal juga dengan Idul Kurban atau Lebaran Haji menjadi hari besar keagamaan paling penting bagi umat muslim setelah Idul Fitri. Dengan kondisi di tengah pandemi Covid-19 dan ditiadakannya ibadah haji, bagaimana Idul Adha 2020 di Arab Saudi?
Secara resmi otoritas pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Masjidil Haram akan ditutup pada Idul Adha dan Hari Arafah. Penutupan ini dilakukan di area dalam dan luar Masjidil Haram. Hanya orang-orang tertentu saja yang akan diijinkan masuk ke area masjid terbesar di dunia ini. Tidak akan ada sholat jamaah Idul Adha, Masyarakat Arab Saudi dihimbau untuk membatalkan puasa dan beribadah shalat di rumah.
Sedangkan untuk mereka yang berhaji, teknis pelaksanaannya pun akan ada beberapa yang berbeda. Jika biasanya hanya mengenakan kain ihram saja, kali ini jamaah haji harus menggunakan baju khusus yang dapat melawan bakteri. Baju ini dilengkapi dengan teknologi nano silver yang bisa membantu memberantas bakteri serta tahan air. Memang tidak dapat melenyapkan Covid-19, namun sangat ampuh sebagai upaya preventif.
Masing-masing jamaah haji akan diberikan sajadah. Dalam rangka social distancing, Arab Saudi juga membagi kelompok menjadi 20 orang saat shalat. Air zamzam hanya boleh diminum dari botol plastik yang telah disediakan. Kerikil untuk lempar jumrah pun juga telah disiapkan yang sebelumnya telah disterilisasi, sehingga jamaah haji tidak perlu mencari lagi. Semua dilakukan untuk mencegah infeksi Covid-19.
Meskipun sebelum ibadah haji para jamaah telah diwajibkan untuk isolasi mandiri, nantinya setelah selesai pelaksanaan ibadah haji juga diharuskan karantina di rumah masing-masing selama satu minggu. Mereka tidak diijinkan keluar rumah sampai benar-benar dinyatakan sehat oleh petugas kesehatan yang mengawasi. Jika dinyatakan positif atau reaktif Covid-19, jamaah akan diisolasi di pusat karantina milik Arab Saudi hingga sembuh.
Sedangkan untuk penyembelihan hewan kurban akan dilakukan oleh tim khusus tanpa ada campur tangan dari masyarakat luar. Daging hewan-hewan kurban langsung dikemas dan dibagikan kepada masyarakat sekitar dan mereka yang membutuhkan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah hewan kurban tahun ini jauh lebih sedikit karena jumlah jamaah haji yang melakukan kurban tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.