Aplikasi Virtual Reality Tourism di Indonesia dan Tanggapan dari Para Pelaku Wisata

Seperti negara maju lainnya, Indonesia mulai menerapkan virtual reality tourism sebagai salah satu strategi promosinya. Dengan virtual reality tourism ini diharapkan makin banyak wisatawan yang bisa merasakan pengalaman unik saat melihat destinasi Indonesia, sehingga makin berminat mengunjunginya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Strategi promosi Indonesia rupanya mulai serius melirik teknologi digital, salah satunya melalui teknologi virtual reality. Strategi promosi virtual reality tourism ini pertama kali digunakan Indonesia dalam ajang bursa Travel Revolution 2018 yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura pada Minggu (25/3) lalu. Jika biasanya promosi wisata dilakukan dengan bantuan foto dan video kini destinasi Indonesia dihadirkan melalui video Virtual Reality (VR) 360 derajat.

Seperti apa pengaruh virtual reality tourism dalam dunia patriwisata? Sumber

Baca selengkapnya: Kekinian, Jualan Destinasi Indonesia Menggunakan Teknologi VR

Virtual reality tourism pun seolah memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan. Berbeda dengan produk lainnya yang dapat ditampilkan dan dicoba sebelum dibeli, produk pariwisata hanya bisa ditawarkan melalui gambaran indera. Jadi video selalu memainkan peran penting dalam promosi pariwisata dan perjalanan, sedangkan virtual reality tourism bisa membawa video promosi ke tingkatan yang lebih tinggi.

Virtual reality tourism mengajak para wisatawan untuk masuk ke dalam video perjalanan yang dipertontonkan. Mereka dibuat seolah berada dalam dimensi yang sama dengan video perjalanan tersebut. Ditambah dengan lingkungan virtual yang mendukung, mulai dari simulasi sensorik seperti penglihatan, suara, dan bahkan sentuhan tentu akan membuat wisatawan merasakan pengalaman yang berbeda.

Melihat bagaimana virtual reality tourism diaplikasikan oleh berbagai negara di dunia

Virtual reality tourism Indonesia dalam bursa Travel Revolution 2018. Sumber

Indonesia adalah salah satu negara yang mulai melirik virtual reality tourism. Terbukti dengan penggunaannya di bursa Travel Revolution 2018 beberapa waktu lalu. Pengunjung ajang bursa tersebut akan diajak berkeliling Indonesia melalui VR.

Diana Paskarina, Developer Aplikasi VR dari PT Anantarupa Studios menerangkan beberapa destinasi yang ditampilkan dalam video VR tersebut.

“Dalam video ini ada 10 video tentang destinasi pariwisata yang bisa dipilih secara virtual oleh pengunjung, mulai dari Bali, Lombok, Riau, Jakarta, Jawa Barat, Makassar, Yogyakarta – Semarang – Solo, Medam, Bayuwangi, dan Raja Ampat – Wakatobi,” kata Diana.

Namun demikian, Indonesia bukanlah negara pertama yang mencoba memanfaatkan strategi promosi virtual reality tourism ini. Sebelumnya beberapa negara maju telah memulai langkah lebih dulu untuk menggunakan teknologi ini sebagai alat promosi yang cukup menjanjikan.

Sebut saja British Columbia, provinsi paling barat dari Kanada yang telah merilis virtual reality tourism Oculus Rift berjudul “The Wild Within”. Para wisatawan akan diminta untuk menngenakan headset dan headphone Oculus Rift untuk menikmati pengalaman perjalanan yang luar biasa. Ada dua pengalaman yang ditawarkan, yaitu naik perahu dan mendaki gunung. Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran sebenarnya saat mereka benar-benar mengunjungi British Columbia.

Virtual reality tourism berikan pengalaman mendaki di British Columbia. Sumber

Jaringan Hotel Marriot adalah contoh lain industri pariwisata yang mulai merambah ke teknologi virtual reality tourism. Marriot mulai menawarkan layanan VRoom, di mana para pelancong yang menginap di hotel mereka kini dapat menikmati keindahan lokal tanpa harus meninggalkan kemewahan di kamar hotel mereka. Pengalaman ini sangat cocok untuk pelancong yang waktunya terbatas dan sangat sibuk dengan rentetan kegiatannya.

Baca juga: Rekomendasi Peralatan VR yang Bisa Temanimu Untuk Ber-Virtual Travelling

Dalam tingkatan yang lebih jauh lagi, aplikasi VR ternyata juga bisa dikembangkan menjadi asisten pribadi selama traveling. Apikasi ini akan diinstal di smartphone turis yang akan mengidentifikasi di mana dia berada dengan teknologi GPS. Jika sudah diketahui lokasi turis, maka asisten VR ini akan memberikan informasi tambahan tentang destinasi yang didatangi tersebut.

Mulai dari menunjukkan tempat-tempat menarik di sekitar destinasi, hingga informasi hotel terdekat. Sangat mudah dan membantu bukan? Melihat begitu banyak kemudahan dan manfaat yang diberikan, virtual reality tourism sepertinya memang sangat cocok dikembangkan dalam dunia wisata, termasuk di Indonesia yang memiliki begitu banyak kekayaan destinasi.

Tentang virtual reality tourism di Indonesia, bagaimana tanggapan para traveler?

Bagaimana tanggapan traveler untuk virtual reality tourism? Sumber

Wira Nurmansyah selaku travel influenzer mengaku masih cukup asing dengan virtual reality tourism. Namun ia mendukung jika memang strategi tersebut memang bagus.

“Saya belum pernah coba sih, tapi kalau memang bagus dan bisa menginspirasi wisatawan supaya mau traveling ke Indonesia, menurut saya nggak jadi masalah,” ungkap Wira. 

Jika melihat prospek kebermanfaatan VR, maka kemungkinan besar strategi promosi ini lebih bisa meyakinkan calon wisatawan asing untuk mau berkunjung ke Indonesia.

Diana selaku pihak yang mengembangkan virtual reality tourism Indonesia juga mengharapkan agar teknologi ini bisa mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia.

““VR ini merupakan media marketing gaya baru, yang memungkinkan user lebih bisa merasakan pengalaman berwisata melalui video. Sangat cocok dengan dunia pariwisata pastinya. Saya sangat mendukung VR tourism ini dan harapannya media VR ini makin dikembangkan terus ke depannya” jelas Diana.

Di lain kesempatan, Public Relations Dwidaya Tour Fransiscus X Siahaan pun menyatakan bahwa pihaknya mendukung langkah tersebut.

“Kami (Dwidaya Tour) menyambut baik terhadap Virtual Reality Tourism, di mana fitur berteknologi tinggi ini dihadirkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia sebagai salah satu strategi promosi pariwisata ke pasar global,” ungkap Frans. 

Menurut Frans, saat ini antusiasme para traveler dunia saat menyelami experience yang dihadirkan saat mencoba Virtual Reality Tourism Experience ini cukup tinggi. Pada dasarnya virtual reality tourism experience ini sangat membantu bagi pelaku wisata. Sebab yang dihadirkan adalah intangible product, sehingga dengan teknologi VR ini consumer ataupun traveler dihadirkan pengalaman layaknya mengunjungi sebuah destinasi.

Namun baginya, virtual relaity bukan satu-satunya teknologi yang dapat membantu mempromosikan pariwisata. Ada juga Augmented Reality yang membawa virtual reality ke level yang lebih lagi. Augmented Reality itu semacam teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi. Namun sejatinya, baik VR dan AR jauh lebih baik daripada sekedar memberikan brosur atau tayangan video. Objectivenya adalah memberikan “lasting impression”.

“Teknologi VR dan AR ini memberikan kesempatan bagi traveler untuk merasakan lebih ‘real’ ke tempat-tempat atau destinasi yang mungkin saja sulit dijangkau. Contohnya seakan-akan bisa berinteraksi dengan hewan ditempat-tempat yang eksotis,” tambah Frans.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU