Dewan Eksekutif UNESCO baru saja menganugerahkan status UNESCO Global Geoparks pada 13 geopark di dunia pada 17 April 2018 yang lalu. Dari ke 13 geopark tersebut, ada 2 dari Indonesia, yakni Geopark Rinjani (Lombok) dan Geopark Ciletuh (Sukabumi). Geopark baru ini diakui untuk periode 2018-2021.
Selain 2 geopark yang telah tembus, pihak Indonesia juga tengah memperjuangkan Danau Toba di Sumatera Utara untuk masuk jajaran UNESCO Global Geoparks.
Ini 5 alasan mengapa Danau Toba sangat pantas menduduki jajaran UNESCO Global Geoparks.
Danau Toba memiliki sejarah yang sangat panjang di mana dulunya terbentuk karena letusan Youngest Toba Tuff (YTT) dari sebuah gunung purba besar yang bernama Gunung Toba.
Diperkirakan, danau ini terbentuk lantaran ledakan gunung purba pada 73.000-75.000 tahun yang lalu.
Danau Toba merupakan habitat dari ikan khas daerah Batak yang memiliki nama latin Neolissochillus thienemanni atau biasa disebut dengan Ikan Batak. Ini merupakan spesies ikan yang memiliki nilai sejarah dan juga budaya yang sangat tinggi.
Sumatera Utara memiliki banyak sekali air terjun, tak heran jika Sumut terkenal sebagai Negeri Sejuta Air Terjun. Letak air terjun ini berada di sekitar danau. Sebut saja Air Terjun Sipiso-piso, Gibeon, Lae Pandaroh, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pulau Samosir berada di tengah Danau Toba yang memiliki dua buah danau indah bernama Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Keduanya menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang melihatnya.
Pada tahun 1997 Danau Toba memiliki daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan dunia. Sejak saat itu wisaman dari Belanda, Singapura, Malaysia, Jepang, dan beberapa negara bagian di Amerika datang ke sini. Destinasi ini sangat hits sejak dulu hingga sekarang. Tak heran jika destinasi ini layak mendapatkan status UNESCO Global Geoparks.