“Enak ya dia liburan terus ke luar negeri, aku sih gak mungkin dan gak akan pernah sepertinya, hanya buang-buang uang saja”.
Kalimat singkat yang terlontar dari seorang gadis berparas hitam manis dengan handphone di tangannya. Bukanya tak sopan mendengar sebuah kalimat dari orang tak dikenal. Tapi, ucapan yang lumayan keras cukup untuk mengundang perhatian saya.
Selama ini, backpacker masih menjadi pilihan utama saya untuk menikmati suatu destinasi. Mendengar celotehan singkat dari gadis di meja sebelah membuatku berpikir untuk menjajal sebuah petualangan dengan cara baru.
Agak sulit menghasut beberapa partner traveling untuk mencoba jenis liburan mewah.
Entahlah masalah finansial masih menjadi salah satu masalah bagi kami, golongan mahasiswa. Hanya niat dan keinginan kuat yang masih bertahan untuk mewujudkan impian ini.
Banyak jalan menuju Roma
Masih berpegang teguh dengan prinsip tersebut. Selalu ada banyak cara untuk menikmati liburan macam ini. Menabung, berburu tiket promo, mencari uang tambahan dari bisnis online, hingga mencoba peruntungan berhadiah yang banyak diselenggarakan stasiun radio swasta, itulah solusi yang terbesit saat ini.
Berdiri sambil menikmati segarnya leci squash serta hembusan angin laut ditemani suara deburan ombak. Tak ada nikmat paling sempurna yang pernah saya rasakan selain menikmati hidup di sebuah kapal pesiar mewah. Tak ada bau asap rokok, bisingnya suara klakson, dan dering telpon yang kerap kali menggangu saat istirahat siang.
Mungkin ini adalah saat yang tepat jika kamu ingin membersihkan paru-parumu. Paru-parumu akan dimanjakan oleh udara segar yang mungkin saja langka untuk didapatkan.
Inventarisasi, laporan keuangan, atau tugas akhir yang tak kunjung selesai menjadi suatu beban tersendiri bagi saya. Backpacing bisa jadi solusi tepat untuk merefresh pikiran, tapi bukan berarti tanggungan-tanggungan itu lenyap dari pikiran saya.
Saya jamin liburan secara mewah yang tak pernah kamu lakukan akan berhasil membuatmu amnesia terhadap urusan kampus atau kantor.
Kamu akan terkejut dengan pelayanan dan fasilitas hotel yang memanjakanmu. Spa juga bukan ide buruk untuk dimasukan ke dalam itinerary perjalanan.
Relaksasi tubuh dengan baluran minyak zaitun, berendam di air panas, dan masker aroma terapi bisa menenangkan pikiran yang kacau sekalipun. Selepas memanjakan diri, bercerminlah.
Kamu akan mendapati wujudmu yang lebih fresh dari sebelumnya, tanpa sadar kamu juga akan melupakan pekerjaan yang membebanimu.
Pagi hingga sore hari kuliah atau bekerja, menjelang malam hari mengerjakan tugas tambahan, begitulah keseharian saya dan orang lain pada umumnya.
Memanjakan diri dan pikiran di sebuah kapal pesiar, resort mewah, atau menyelam di Bunaken, itulah yang saya namakan sebagai penghargaan atau bayaran atas kerja keras selama ini.
Tentu kamu pun tak ingin hidupmu berjalan datar dengan kegiatan sama etiap harinya. Silakan pikir dua kali untuk mencoba liburan mewah, materi tak sebanding dengan apa yang akan kamu rasakan setelahnya.
Bagi seorang yang terbiasa melakukan perjalanan secara hemat atau backpacking, tentu akan lebih akrab dengan hostel ala kadarnya, kendaraan ekonomi, dan kuliner lezat pinggir jalan.
Setidaknya itulah gambaran perjalanan yang telah saya lakukan selama ini. Memutar arah ke jenis perjalanan dengan perbedaan 360 derajat akan membuatmu menjadi seorang detektif dadakan.
Kamu akan mulai bertanya tanya pada diri sendiri, bagaimana cara menyantap menu dengan jajaran sendok dan garpu berbeda, fasilitas apa yang bisa digunakan selama menginap, sampai koki macam apa yang mampu membuat makanan seenak ini.
Selepas melakukan liburan mewah, hal pertama yang saya lakukan setelah melihat dokumentasi biasanya adalah menghitung seluruh biaya pengeluaran.
Aturan paling penting yang harus diingat adalah jangan pernah menyesali pengeluaran yang mungkin akan membuatmu terkejut.
Ingat pada poin 3, materi tak sepadan dengan kebahagiaan dan kepuasan batin setelah menerima pelayanan spa, makanan super lezat, kamar super mewah, dan pemandangan dunia bawah laut.
Setelah menikmati itu semua, hal yang akan kamu rasakan adalah bekerja lebih produktif lagi agar dapat mengulangi liburan mewah yang telah kamu lakukan. Itulah motivasi yang biasa kamu pegang.
“Traveling seperti mengonsumsi narkoba, membuat ketagihan”, celotehan salah seorang rekan yang berhasil membuat saya tersenyum tanda setuju.
Apabila ingin terus menikmati destinasi baru, kamu harus menjadi seorang yang sehat agar dapat hidup lebih lama.
Ingat! tak hanya di Indonesia, Di dunia ini masih banyak destinasi menarik yang belum dijamah.
Hidup selama lima puluh tahun tak akan cukup untuk mencobanya satu persatu.
Motivasi untuk mewujudkan sesuatu bisa menjadi obat mujarap dalam membangkitkan semangat hidup agar tetap pada jalur yang positif. Tunjuk satu gambar tentang destinasi tujuanmu dan katakan “saya pasti ke sana!”.