7 Mitos Solo Traveling yang Sebenarnya Salah Kaprah

Banyak orang merasa enggan melakukan solo traveling setelah mendengar beberapa mitos solo traveling yang terdengar sepele, padahal mitos itu belum tentu benar adanya bahkan salah kaprah.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Salah satu cara untuk menantang diri sendiri adalah dengan melakukan solo traveling. Bertualang menyusuri tempat baru seorang diri akan memberikan banyak hal positif bagi kita. Mulai dari kepercayaan diri yang meningkat hingga memiliki kenalan baru.

Solo traveling nggak enak? Belum tentu. Foto oleh catatanbackpacker

Tapi banyak orang merasa enggan melakukan solo traveling setelah mendengar beberapa mitos sepele. Padahal mitos itu belum tentu benar adanya bahkan salah kaprah. Berikut ini pendapat Ashari Yudha, solo traveler pemegang akun instagram @catatanbackpacker sebagai ‘Yudmin’ tentang mitos solo traveling yang sebenarnya tidak boleh Anda percaya.

1. Mitos solo traveling = sulit jodoh?

Solo traveling memang dilakukan sendiri tapi bukan berarti kegiatan ini membuat traveler sulit mendapatkan jodoh.

“Memang banyak traveler melakukan solo traveling karena mereka patah hati, jalan-jalan biar bisa move on tapi anggapan solo traveling bikin sulit jodoh itu tergantung orangnya sih.” ujar Yudmin.

Jadi, jangan percaya mitos ini karena bahkan Yudmin mendapatkan tambatan hati saat ia sedang traveling.

2. Solo traveling adalah hal yang bahaya?

Ini adalah momok paling penting yang sering dikhawatirkan traveler saat memutuskan untuk solo traveling. Mitosnya solo traveling membuat seseorang lebih mudah menjadi sasaran empuk penjahat. Menanggapi hal ini Yudmin mengaku hal satu ini benar adanya. Tapi Yudmin mengaku punya trik tersendiri untuk menghindari hal yang tak diinginkan dengan tetap percaya diri dan waspada saat traveling sendirian.

“Rawan ditipu itu bukan mitos lagi, memang fakta dan akan terjadi jika orang itu terlihat bingung saat solo traveling apalagi terlihat jelas sendirian. Berdua atau beramai-ramai saja kadang kena jambret. Untuk menanggulanginya ya waspada dan tetap percaya diri di depan umum.” ujarnya.

Baca juga: Ini Uneg-uneg Ashari Yudha, Traveler yang Keliling Indonesia Selama 6 Bulan

3. Solo traveling itu hal yang membosankan dan menumbuhkan rasa galau?

Solo traveling memang dilakukan sendiri tapi bukan berarti di sekitar kita tidak ada orang untuk diajak untuk berkomunikasi bukan? Meskipun awalnya traveling untuk menyembuhkan luka atas mantan pacar, namun akan selalu ada hal menarik di perjalanan. Jadi, mitos solo traveling membuat seseorang mati bosan dan galau itu hal yang salah kaprah.

“Nggak bener sih, itu kembali ke diri masing-masing sih. Selalu ada hal positif di perjalanan.” terang Yudmin.

4. Lebih boros?

Traveling sendiri identik dengan kata boros. Hotel harus bayar sendiri karena tak ada teman untuk sharing. Lalu transportasi pun tak bisa sewa patungan. Menanggapi hal ini, Yudmin mengaku tak sepenuhnya membenarkan mitos ini karena ia juga bisa traveling dengan budget minim meskipun solo traveling.

“Kalau ini fifty-fifty sih, kadang jatuhnya bisa mahal tapi juga kadang nggak sama sekali. Pinter-pinter traveler itu sih,” ujar Yudmin.

5. Karena harus pergi sendiri, tak harus banyak persiapan?

Banyak orang berespektasi pergi sendirian adalah untuk menghindari hal-hal yang ribet. Kenyataannya, solo traveler lebih lengkap dalam mempersiapkan segala keperluannya.

“Salah besar karena saat kita traveling sendiri kita tidak tahu apa yang terjadi dan dihadapi oleh karena itu biasanya solo traveler mempersiapkan segala sesuatu lebih lengkap dari biasanya karena saat solo traveling tak akan ada seorangpun yang kita kenal saat perjalanan.” jelas Yudmin.

Baca juga: 36 Hal yang Harus Diketahui Wanita yang Ingin Solo Traveling

6. Mitosnya solo traveling bisa memupuk sikap egois

Pergi sendiri bukan berarti punya sikap egois. Karena di sikap ini bergantung pada diri sendiri. Mitos solo traveling bisa memupuk sikap egois belum tentu kebenarannya. Semua tergantung diri masing-masing.

“Tergantung orangnya, mungkin bisa dibilang enggak juga.” ujar Yudmin.

7. Ke mana-mana harus naik transportasi umum

Tidak juga, karena traveler bisa menyewa motor atau mobil sendiri. Semua tergantung budget yang dibawa traveler. Hal ini juga bergantung pada destinasi yang dituju.

“Iya.. beda lagi dengan city tour yang bisa dilakukan dengan travel atau transportasi lainnya.” Ujar Yudmin.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU