Saya yakin, Bondowoso, sebuah kota kecil di Jawa Timur, pasti jarang masuk radar para wisatawan Indonesia.
Jika memang kamu belum bisa menemukan alasan tepat untuk berkunjung ke sini, saya akan memberikannya. Keindahan Kawah Ilalang-lah yang akan jadi alasan kuatmu berkunjung ke Bondowoso!
Kawah Ilalang berada di Dusun Curah Macan, Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol. Tempat tersebut belum banyak banyak dijamah tangan wisatawan. Ia berada tepat di sebelah timur Kawah Wurung, sebuah wisata yang baru dibuka oleh Dinas pariwisata Bondowoso.
Perjalanan ke sana merupakan sebuah perjuangan. Penuh rintangan karena medan yang sangat begitu sulit;
Pertama yang harus dilakukan adalah cek kesehatan kendaraan dan persiapan lainnya seperti bekal dan obat – obatan. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalananan dari kota menuju Desa Curah Macan. Usahakan jangan memakai sepeda motor matic jika tak ingin bernasib seperti saya, dorong-dorongan sepeda motor bahkan sampai motor tak bisa jalan di medan berpasir.
Di Desa Curah Macan jangan malu untuk bertanya kepada warga lokal. Tanyalah akses menuju lokasi Kawah Ilalang atau penduduk setempat menyebutnya dengan Lawang Seng atau Bukit Glaman. Meskipun jalannya sedikit sulit, tenang saja karena kamu akan disuguhi oleh hamparan kebun sawi dan kentang yang dikelola oleh penduduk setempat. Agar aman, sembunyikan sepeda motormu di semak – semak yang tumbuh di kawasan kaki bukit. Jika masih ragu, titipkan saja di pemondokan para petani yang menggarap ladang di kawasan Bukit Glaman.
Setelah sampai desa, kita masih harus mendaki untuk menuju Kawah Ilalang dengan jalan yang tak begitu terjal dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit menuju sisi utara Kawah Ilalang. Cuaca di sini sangat terik. Bawalah persediaan minuman mineral karena sepanjang jalan menuju Kawah Ilalang tidak ada yang menyediakan jasa penjualan makanan, selain masih alami Kawah Ilalang masih belum dikelola oleh dinas yang berwenang.
Perjuangan kami terbayar! Keindahan Kawah Ilalang yang masih hijau dan dipenuhi oleh ilalang yang tumbuh subur, ada juga tumbuhan yang sudah mulai jarang ditemui di perkotaan” pakis tiang ( Pakis sejati)” yang banyak tumbuh di bibir kawah.
Ada keunikan tersendiri di Kawah Ilalang. Jika ada hembusan angin di lokasi tersebut seakan terdengar pantulan angin bagaikan auman singa selain itu disana kita bisa melihat panorama Gunung Raung yang beberapa waktu lalu sempat batuk-batuk, serta Gunung Ijen dan juga hamparan Bukit Megasari yang sangat indah. Dalam hati saya bersyukur “ya, inilah lukisan maha pencipta di kota Bondowoso”.
Dari kawasan hutan mati kita menuruni tebing yang tidak begitu curam menuju ke Kawah Ilalang. Disana saya disuguhi tanaman ilalang yang tumbuh subur di kawasan tersebut. Jangan khawatir di kawasan kawah ilalang aman dari predator liar, saya bersama beberapa teman sudah menyisir Kawah Ilalang.
Dan kami akhiri perjalanan kami di Kawah Ilalang dengan kembali ke titik poin semula di kaki Bukit Glaman di tempat penitipan sepeda kita. Tak banyak menguras tenaga untuk mengitari Kawah Ilalang selain medan yang landai dan juga kita masih disuguhi oleh pemandangan alam yang dapat menghilangkan rasa penat.
Jika belum terbiasa mengendarai motor dengan medan ekstrim, sebaiknya untuk menuju ke Kawah Ilalang dengan berjalan kaki atau meminta jasa warga untuk mengantarkan ke Kawah Ilalang di Desa Curah Macan.
Datanglah setelah musim hujan saat kawah masih hijau dan pastikan cuaca cerah jika ingin berkemah disana dan yang paling penting jangan nyampah di tempat indah dan jangan lupa mampir juga di Kawah Wurung yang lokasinya tak jauh dari Kawah Ilalang.