Kamera DSLR menjadi primadona para traveler untuk mengabadikan momen perjalanan mereka. Itu beberapa tahun lalu. Sekarang, tren berubah.
Kamera mirrorless mulai menjadi pilihan bagi para traveler yang ingin mengabadikan kegiatan mereka dalam kualitas yang lebih serius dibandingkan menggunakan kamera smartphone atau kamera pocket.
Jika Kamu membawa DSLR dengan alasan ingin mendapatkan foto yang berkualitas tinggi, 9 hal ini akan menggoyahkan hatimu untuk berpindah ke mirrorless:
Kecil, ramping dan bisa masuk ke dalam saku ketika lensa sudah dilepas. Tak bisa dipungkiri bahwa ukuran menjadi faktor utama apakah akan dimasukkan ke dalam daftar bawaan atau tidak. Ketiadaan cermin di depan sensor membuat kamera mirrorless memiliki ukuran yang jauh lebih ramping dari kamera DSLR. Dari segi harga produksi tentu saja sistem mekanis untuk menggerakkan cermin tersebut juga tidaklah murah.
Kamera mirrorles juga lebih ramah terhadap objek yang kamu foto, karena tidak intimidatif bila dilihat dari ukurannya. Jika Kamu penyuka fotografi human interest, ukuran ini akan sangat berpengaruh. Orang yang Kamu potret cenderung sungkan difoto jika Kamu membawa kamera berukuran besar. Cobalah jika tidak percaya.
Ukuran akan berbanding lurus dengan berat, hal tersebut berlaku juga untuk kamera. Rata-rata satu buah kamera DSLR kelas menengah akan memiliki berat 4 buah kamera mirrorless. Ketika kamu harus memegang kamera dari pagi hingga sore saat traveling, maka DSLR bukanlah kamera yang ramah pergelangan tangan ketika digunakan selama itu.
Berat yang lebih ringan akan lebih memudahkan kamu untuk bergerak dan memberikan respon cepat terhadap objek yang akan kamu ambil. Perlu menjadi catatan adalah keseimbangan ketika menekan tombol shutter.
Ketiadaan view finder pada kamera mirrorless membuat keharusan menggunakan live view pada layar utama. Ukuran LCD yang digunakan juga besar dan memiliki resolusi yang rapat. Walaupun pada beberapa kamera mirroless ada yang menyertakan Electronic View Finder (EFV), namun membuat mata bisa memiliki ruang pandang yang lebih luas saat memotret adalah sebuah kenyamanan tersendiri.
Ketika kamu memakai lensa manual atau mematikan fitur auto focus pada lensa, maka akan muncul sebuah tanda yang memberitahukan bahwa kontras yang didapatkan pada area tersebut sudah fokus. Hal ini akan membuat kamu lebih mudah mendapatkan fokus ketika terpaksa menggunakan manual mode pada lensa.
Semisal kamu memakai adapter lensa untuk jenis lensa yang tidak memiliki mounting yang sama dengan mounting pada body kamera mirrorless kamu, maka fitur focus peaking sangatlah berguna.
Suara yang muncul dari DSLR ketika mengambil gambar adalah gerakan cermin yang naik turun untuk mengatur berapa lama cahaya masuk ke dalam sensor. Sistem dalam kamera mirrorless tidak menggunakan cermin seperti pada DSLR, oleh karena itu tidak ada suara keras yang terdengar saat penekanan shutter. Jadi kamu bisa mengambil gambar tanpa mengganggu orang di dekat kamu.
Pada kamera mirrorless, titik fokus jauh lebih banyak daripada DSLR. Contohnya adalah pada kamera Sony a6000 memiliki titik fokus sejumlah 179 titik, bahkan pada Sony a6300 jumlah titik fokusnya mencapai 425 titik. Titik fokus tersebut menggunakan penggabungan antara contrast detection dan phase detection.
Untuk urusan pengambilan gambar per detik, sistem mirrorless diuntungkan karena tidak perlu mendesain sistem naik turun cermin di depan sensor. Itulah kenapa kamera mirrorless umumnya memiliki kecepatan rana yang tinggi. Sony a6000 bisa mengambil 11 gambar dalam 1 detik.
Minimal sekarang sebuah kamera mirrorless sudah mendukung koneksi WiFi, sehingga kamu bisa dengan mudah mentransfer hasil foto kamu dengan mudah dan cepat untuk segera diunggah ke instagram. Koneksi WiFi juga memungkinkan kamu untuk bisa mengontrol kamera menggunakan smartphone, hal ini bisa dilakukan selama ada program penghubung untuk komunikasi dua arah antara kamera dan smartphone.
Fitur yang paling unik dari kamera mirrorless adalah kemampuan sistem operasinya yang memungkinkan untuk melakukan editing di dalam kamera secara instan. Beberapa perlu ditambahkan secara manual, beberapa sudah terpasang di dalam sistem operasi kamera.
***
Namun, pengguna kamera mirrorless juga memiliki beberapa kendala yang harus dihadapi saat traveling:
Ukuran body kamera yang kecil membuat kamera mirrorless menggunakan baterai dengan ukuran yang kecil juga. Selain itu juga didukung oleh penggunaan layar setiap kali akan mengambil gambar. Hal ini mengakibatkan kenapa baterai kamera mirrorless rata-rata hanya bisa bertahan pada 300 – 400 jepretan saja.
Ketiadaan cermin di depan lensa membuat debu lebih mudah untuk menempel pada sensor. Berhati-hatilah saat kamu akan mengganti lensa pada kamera mirrorless, hadapkan ke arah bawah untuk memastikan tidak ada debu yang jatuh ke permukaan sensor.
Karena ini adalah sistem baru, maka varian lensa untuk masing-masing tipe kamera mirrorless yang beredar tak sebanyak lensa DSLR. Memang bisa menggunakan adapter, namun secara otomatis maka light meter dari camera tidak bisa ‘berkomunikasi’ dengan lancar.
***
Terlepas mau menggunakan kamera mirrorless, DSLR, pocket atau kamera smartphone, semua kembali pada fotografernya. Ingat, kamera terbaik adalah kamera yang ada di tanganmu sekarang.