Komodo atau yang disebut juga Biawak Komodo merupakan spesies reptil purba tertua di bumi. Berdasarkan data sejarah, Komodo berevolusi dari genus Varanus di Asia sejak 40 juta tahun lalu. Komodo di Indonesia berasal dari Australia yang bermigrasi menuju Kepulauan Sumbawa pada Zaman Es sekitar 4 juta tahun lalu untuk menghindari perubahan iklim ekstrem.
Masyarakat sekitar NTT kala itu sudah mengenal baik keberadaan Komodo. Namun dunia internasional baru mengetahuinya pada tahun 1910. Awal penemuan Komodo berawal dari, seorang penjelajah Eropa yang datang ke Kepulauan Nusa Tenggara dan terkagum-kagum dengan Komodo. Ia pun kemudian menyebarkan rumor ‘Pulau Buaya’ hingga ke seantero dunia.
Rumor ini juga sampai ke telinga Peter Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor. Berbekal kulit Komodo dari Letnan ban Steyn van Hensbroek yang pernah ditugaskan di sana, Ouwens menulis jurnal ilmiah pertama tentang Komodo yang berjudul “On a Large Varanus Species an Island of Komodo“. Sekarang menjadi koleksi perpustakaan The New York Botanical Garden.
Melalui jurnal ini, dunia pun geger. Berita tentang keberadaan fosil hidup tertua di bumi yang disebut Komodo menggaung ke seluruh dunia. Ouwens juga yang mengklasifikasikan Komodo dalam genus Varanus dan memberi nama ilmiah Varanus komodoensis. Para peneliti dari seluruh dunia datang berbondong-bondong ke Hindia Belanda untuk bertemu langsung Komodo.
Tahun 1926, peneliti dari Amerika Serikat, W. Douglas Burden, mengadakan ekspedisi untuk menemukan Komodo. Ia membawa 12 ekor Komodo yang sudah diawetkan dan 2 ekor masih dalam kondisi hidup. Kini, terdapat tiga awetan Komodo buatan Burden yang dipamerkan di Museum Sejarah Alam Amerika. Burden jugalah yang mempopulerkan nama ‘Komodo Dragon‘.
Nama Komodo menjadi semakin populer. Tak hanya kalangan peneliti saja, namun juga para turis dari mancanegara. Mereka sangat penasaran dan ingin membuktikan rumor soal Naga Komodo dengan mata-kepala sendiri. Di sisi lain, penelitian untuk mengungkap Komodo pun juga terus berlanjut. Namun semuanya harus berhenti sementara karena Perang Dunia II pecah.
Pulau Komodo di NTT yang dahulu bernama Pulau Bui merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Bima. Pada tahun 1910-1911, dunia internasional geger oleh rumor ‘Boeaja Darat’. Ada juga yang menyebutnya dengan Naga karena mirip dengan gambaran Naga dalam mitologi Eropa yaitu melata, berkaki empat, dan berlidah panjang. Penelitian intensif terus dilakukan.
Komodo juga sebenarnya adalah nama pulau yang kemudian digunakan untuk nama hewan yang menghuninya. Tahun 1960, keluarga Auffenberg tinggal di Pulau Komodo untuk meneliti Komodo. Penelitian Auffenberg terbukti berhasil membantu upaya penangkaran Komodo. Pulau Komodo menjadi Taman Nasional pada 1980 setelah 35 tahun Indonesia merdeka.
Dunia juga menyadari Komodo sebagai harta berharga. Oleh karena itu, UNESCO pun menetapkan Taman Nasional Komodo sebagal salah satu Situs Warisan Dunia pada 1991. Mirisnya, satu abad setelah penemuan Komodo yang menggemparkan dunia malah dirayakan dengan pembangunan ‘Jurrasic Park’ yang berpotensi merusak lingkungan atas nama pariwisata.