Tana Toraja merupakan daerah di Sulawesi Selatan yang hingga kini masih menghormati tradisi nenek moyang. Daerah ini kerap dikunjungi baik wisatawan domestik maupun mancanegara karena kebudayaannya yang masih kental dan tentu saja unik dari yang lain. Bagi Kamu yang belum pernah menginjakkan kaki ke Tana Toraja, berikut ini 6 alasan mengapa Kamu harus ke Tana Toraja.
Tongkonan adalah rumah adat Suku Toraja yang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat, mulai dari status soial hingga arti hidup. Atapnya sengaja dibentuk seperti perahu terbalik sebagai pengingat bahwa leluhur mencapai Pulau Sulawesi menggunakan perahu.
Di sini juga terdapat Taman Seratus Menhir, bangunan megalitikum berupa tugu batu tunggal yang digunakan untuk upacara adat. Jumlahnya 102 menhir yang berdiri megah dengan ukuran berbeda-beda.
Karena keindahan dan keunikannya bahkan tempat ini sudah ditetapkan sebagai warisa dunia atau World Heritage Site oleh UNESCO.
Keunikan lain yang dimilik Tana Toraja selain rumah adatnya adalah cara pemakamannya. Di sini terdapat maka bayi yang ditanam di dalam batang Pohon Tara.
Menurut tradisi, pemakaman semacam ini dilakukan agar bayi yang telah meninggah meminum getah Pohon Tara sebagai pengganti ASI.
Bentuk pemakamannya berbentuk kotak-kotak yang tertutup ijuk pada bagian batangnya.
Ini merupakan upacara kematian paling populer di dunia karena upacara mayat berjalan ini hanya dilakukan setahun hingga tiga tahun sekali.
Upacara ini dilakukan secara rutin untuk mengganti pakaian mayat leluhur yang telah meninggal dunia.
Menurut kepercayaan upacara ini dilakukan agat ladang dan sawah mereka subur, tidak mengalami kerusakan hingga gagal panen.
Rambu Solo merupakan upacara pemakaman Toraja yang biasanya membutuhkan waktu bernulan-bulan karena memerlukan biaya yang besar. Untuk menunggu upaca pemakaman jasad orang meninggal dibungkus dengan kain dan disimpan di dalam Rumah Tongkonan.
Biasanya upacara Rambu Solo berlangsung di bulan Juli hingga Agustus. Pada waktu itu orang-orang Toraja akan menghadiri upacara ini. Biasanya diadakan meriah dengan mengorbankan sapi senilai ratusan hingga miliaran rupiah.
Dalam kepercayaan masyarakat Suku Toraja, kerbau merupakan kendaraan arwah nenek moyang yang telah meninggal. Kerbau memiliki kedudukan penting bagi masyarakat Toraja sehingga merekapun memilih Kerbau Tedong Saleko.
Kerbau jenis ini susah didapatkan dan dihargai mahal, bahkan ada yang harganya mencapai Rp1 miliar per ekornya.
Setiap tahun Toraja memiiki festival di bulan Desember. Ini merupakan festival seni dan budaya. Namun tahun 2018 ini diganti dengan Toraja Trail karena pemerintah setempat sedang melakukan perbaikan infrastruktur Toraja.
Semoga tahun depan bisa dilaksanakan lagi sehingga Kamu bisa merasakan festival ini dan membaur dengan masyarakat setempat.
***
Banyak banget kan yang bisa Kamu nikmati di Toraja? Itulah alasan mengapa Kamu harus ke Tana Toraja sebelum mati!