Meskipun hidup di zaman yang serba modern dan maju, namun Jepang memiliki deretan kuliner tradisional yang masih terjaga hingga kini. Salah satu kuliner tradisional yang paling menonjol adalah Nattō, menu sarapan masyarakat lokal yang terbuat dari biji kedelai fermentasi yang sering dianggap kuliner menjijikkan bagi kebanyakan wisatawan asing di Jepang.
Secara penampilan, Nattō memiliki bentuk yang tidak lazim. Warna kedelai agak kecokelatan dan berlendir seperti makanan busuk. Ketika dipegang, tangan akan terasa lengket karena lendir putih kental yang menyelimuti kedelai fermentasi ini.
Tak cukup sampai situ, kuliner yang sering jadi menu sarapan orang Jepang ini baunya sangat menyengat. Seperti kedelai busuk. Anda yang belum pernah mencicipiny akan langsung mengira bahwa natto adalah hidangan basi.
Orang-orang mengeluh bahwa aroma natto seperti bau kaki dicampur dengan pengencer cat.
Meskipun begitu, masyarakat Jepang mengonsumsi kuliner ini sejak zaman feodal di Jepang. Katanya natto adalah kuliner lezat cocok untuk sarapan. Teksturnya yang licin lengket membuat hidangan ini memberikan tekstur unik ketika dihidangkan dengan nasi panas dan sedikit kecap asin.
Apabila dihidangkan dengan nasi, beberapa orang Jepang menyarankan untuk betul-betul mengaduk kedelainya dengan nasi karena semakin diaduk, semakin banyak lendir yang dihasilkan.
Natto merupakan kuliner kesukaan masyarakat wilayah Kanto, Tohoku, dan Hokkaido. Buat Anda penggemar kuliner dengan cita rasa unik dan modern, Natto terdengar tak lezat, tapi nyatanya banyak penelitian yang mendukung manfaat kesehatannya.
Dr Kevin Wang, profesor biologi molekular di Northeastern State University, AS, adalah salah satu peneliti terkemuka yang mengeksplorasi nattokinase, enzim yang diekstrak dari natto
“Nattokinase memiliki kemampuan untuk masuk ke aliran darah dan dapat secara langsung menghancurkan gumpalan darah, mengencerkan darah dan memperbaiki aliran darah,” katanya.
“Ini membersihkan pembuluh darah, mengurangi risiko hipertensi dan stroke dan juga dapat mengurangi risiko serangan jantung.”
Banyak peneliti menganggap pula, kuliner inilah yang membuat orang Jepang memiliki tubuh ramping karena mampu menjadi menu diet.
“Natto merupakan probiotik karena mengandung bakteri hidup, dan ada bukti bahwa mereka bermanfaat dalam pengobatan diare, IBS, penyakit radang usus dan juga hanya untuk perlindungan terhadap infeksi secara umum,” tambahnya.