Taman biasanya identik dengan pemandangan hijau dengan beberapa fasilitas ayunan dan lapangan luas untuk bersantai, namun berbeda jika Anda datang ke Samcheok Haesindang Park atau Taman Haesindang yang terletak di timur Korea Selatan di Kota Sinnam, Provinsi Gangwon. Karena di sini hampir tiap spotnya dihiasi dengan patung alat kelamin pria. Karena pemandangan yang tak patut ini taman ini dinamai dengan Taman Penis atau Taman Alat Vital Korsel oleh warga Korea Selatan.
Di Taman Haesindang ini terdapat setidaknya 50 patung alat kelamin pria. Patung-patung tersebut memiliki tema dan ukuran yang berbeda-beda. Ada yang diukir mirip ikan, ada pula yang diukir mirip wajah manusia.
Warnanya dan bahan yang digunakan pun berbeda-beda, ada yang putih terbuat dari semen ada pula yang berwarna cokelat terbuat dari kayu.
Asal-usul puluhan patung kelamin pria di taman ini konon berkaitan dengan sebuah legenda tragis mengenai pasangan di zaman dulu bernama Auebawi dan Haesindang di mana dikisahkan Auebawi ditinggalkan tunangannya Haesindang pergi berlayar dan berjanji kembali. Auebawi pun menanti Haesindang di atas batu besar, namun ia tak kunjung kembali dan akhirnya Auebawi meninggal tanpa sempat bertemu dengan kekasihnya.
Konon arwah gadis ini masih penasaran dan sering mengganggu penduduk kampung nelayan setempat. Arwahnya sering menyembunyikan ikan hasil tangkapan nelayan.
Suatu hari, seorang nelayan marah dan frustasi karena tak kunjung dapat tangkapan, ia mabuk di sebuah batu tempat kematian Auebawi. Setelah itu, ikan mulai bermunculan dan warga kampung nelayanpun menganggap ini sebagai petanda baik hingga akhirnya penduduk kampung membuat banyak patung kelamin pria untuk Auebawi yang masih perawan hingga hari kematiannya. Konon cara ini membuat ikan kembali pada penduduk yang kehilangan ikan tangkapannya.
Versi lain dari legenda ini menyebutkan bahwa Auebawi dan Haesindang merupakan pasangan suami istri. Konon dulu, keduanya pergi berperahu mencari rumput laut lalu kemudian sang suami meniggalkan Auebawi ditinggalkan di atas sebuah baru untuk memanen rumput laut. Namun sang suami tak kunjung datang hingga ombak laut yang besar datang menerpa Auebawi. Batu itupun dinamai dengan Batu Auebawi.
Tak ada orang yang bisa menjamin mana cerita yang benar, namun di salah satu sudut pulau ini memang ada sebuah kuil kecil yang dilengkapi dengan lukisan wanita muda mengenakan pakaian tradisional Korea yang kemungkinan besar adalah Auebawi.
Dan yang pasti, tradisi menampatkan patung penis di pulau ini makin berlanjut hingga akhirnya para seniman pun menyumbangkan karya mereka sehingga banyak sekali patung penis di taman ini.
Selain patung alat kelamin pria, di sini juga terdapat sebuah museum yang menceritakan tentang desa nelayanan tersebut yang diberi nama Village Folk Museum.