Penduduk Terempa tidak hidup dengan bermewah-mewah seperti tidur di hotel bintang 7 atau menghabiskan uang shopping ke butik-butik impor. Justru, mereka tidur di atas papan kayu keras dengan bangunan rumah seadanya. Banyak rumah di sini bertumpu pada kayu-kayu penyangga di atas permukaan air laut. Kebutuhan hidup sehari-hari yang susah didapat menjadi penyebab ekonomi di sini tinggi. Kapal-kapal yang menjadi komoditi utama yang membawa semua kebutuhan penduduk hanya datang 2 bulan sekali. Sebagian dari kota Terempa juga masih berupa hutan-hutan liar dan memiliki jumlah penduduk yang kecil. Letaknya yang dikelilingi banyak perairan menjadikan mata pencaharian utama masyarakat adalah sebagai nelayan.
Inilah mengapa kota ini seperti menjadi kota terisolir. Itu karena penduduk Terempa tidak memiliki cukup banyak sinyal. Kamu beruntung jika berhasil mendapatkan sinyal, namun itu pun terbatas dan biasanya hanya di dapat ketika malam hari.
Letaknya yang berada di Laut China Selatan berada di garis perbatasan Malaysia dan Singapura, namun Kepulauan Anambas masih tetap milik Indonesia. Lokasi perairan Anambas sering menimbulkan pencurian dari negara-negara tetangga.
Walaupun mereka hidup di Pulau yang terpencil, tidak menutup kemungkinan mereka juga bersikap tertutup pada orang lain. Justru masyarakat di sini sangat ramah dengan kedatangan orang baru. Dari orang dewasa hingga anak-anak. Tidak perlu ragu jika kamu melempar senyum atau menyapa lalu kamu akan mendapat perlakuan tidak baik.
Dari dulu, penjualan ikan di Terempa, Anambas dilakukan tidak dengan proses menimbang. Pedagang hanya mengira-ngira bobot per ikan. Hal ini dikarenakan melimpahnya ikan yang dihasilkan di daerah Anambas. Pedagang atau pembeli ikan di sini pun tidak akan khawatir meskipun bobot ikan yang dibeli akan berlebih atau berkurang.
Pulau Anambas justru lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara daripada wisatawan lokal. Mereka lebih tertarik daripada kita sendiri sebagai pemiliknya. Mereka rela meluangkan waktu dan uang untuk menikmati keindahan alam pulau ini. Terbukti beberapa kali pulau- ini menjadi pulau pilihan di beberapa channel televisi di dunia.
Pada tahun 2012, Kepulauan Anambas di Kepulauan Riau dinobatkan sebagai Pulau Tropis Terbaik di Asia versi CNNGo. Keindahan Kepulauan Anambas bahkan diakui tidak kalah dengan Raja Ampat yang memang terbilang salah satu wisata terpopuler Indonesia di mata dunia.
Ialah Pulau Bawah yang memiliki Laguna. Laguna adalah seperti danau air laut yang terpisah dari laut lepas. Airnya berwarna biru jernih dengan pemandangan ikan-ikan yang terlihat seperti berada di akuarium. Menurut Peter Michael Timmer, seseorang berkebangsaan Amerika sekaligus pemilik PT Tembesu Development, Laguna adalah salah satu terbaik di dunia, seperti Bora-bora di Tahiti.
Seorang perantau datang jauh-jauh untuk mengadu nasib di Anambas digaji dengan uang dollar Singapura. Tentu nominal ini lebih besar dari nominal mata uang Indonesia. Bahkan, menurut penuturan warga bisa diibaratkan bahwa seseorang perantau di Anambas akan pulang membawa banyak batangan emas. Tak heran, walaupun jauh terpencil, Kepulauan Anambas menjadi tempat untuk berburu dollar tanpa perlu jauh-jauh meninggalkan Indonesia.
Kebanyakan kuliner berbaru mie akan dipadukan dengan daging ayam, udang, atau telur. Tapi di Anambas yang termasuk penghasil banyak ikan menjadikan tongkol menjadi komoditi utama sebagai pelengkap untuk menu makanan. Ia sepiring mie kuning bertabur bumbu cabai, potongan ikan tongkol kering, taoge mentah, bawang goreng, potongan daun bawang, dan daun seledri dengan namanya mie Terempa.
Makanan ini menjadi makanan khas yang bisa kamu cicipi di sini. Mie yang digunakan adalah mie berbentuk pipih. Cita rasa makanan ini adalah pedas yang akan membuat keringat berjatuhan.