Negara Arab Saudi akhirnya secara resmi telah mengeluarkan visa kunjungan turis untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sebelumnya, Arab Saudi hanya memberikan visa kunjungan untuk pekerja beserta keluarganya dan kunjungan ibadah umat muslim seperti umroh dan haji.
Selain destinasi wisata religi, Arab Saudi juga memiliki beberapa tempat bersejarah yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO peninggalan peradaban kuno yang hilang karena durhaka dan menyekutukan Allah SWT. Berikut ini adalah diantaranya.
Madain Salih dahulu dikenal dengan Hegra, situs konservasi terbesar yang menjadi bagian dari Peradaban Nabatea di Selatan Petra di Yordania. Situs Madain Salik menampilkan 50 prasasti dari periode pra-Nabatea dan beberapa lukisan gua. Situs ini menjadi representasi luar biasa dari pencapaian arsitektur dan keahlian hidraulik Nabatea.
Nabatean merupakan kelompok bangsa Arab kuno yakni kaum Tsamud, umat Nabi Shaleh AS. Meskipun dikenal memiliki peradaban yang sangat maju, kaum Tsamud memiliki sifat sombong dan gemar menyekutukan Allah SWT. Kaum Tsamud akhirnya dibinasakan oleh Allah SWT dengan azab yang sangat menghinakan.
Oasis Al-Ahsa merupakan mata air yang telah berusia ribuan tahun yang terletak di bagian timur wilayah Arab Saudi. Dahulu kala, di sekitar Oasis Al-Ahsa banyak berdiri perkampungan manusia-manusia prasejarah di timur tengah. Beberapa peninggalannya bahkan masih bisa dilihat hingga hari ini. Kompleks Oasis Al-Ahsa mencakup taman, kanal, mata air, sumur dan danau drainase, bangunan bersejarah, serta berbagai situs arkeologi.
Sejak abad ke-7 Masehi, Jeddah menjadi pelabuhan utama untu rute perdagangan Samudera Hindia. Bagi umat muslim, Jeddah merupakan pintu gerbang memasuki wilayah kota suci Makkah. Sebagai pemegang kunci perdagangan di Jazirah Arab pada masa lampau, Jeddah telah berkembang menjadi pusat multikultural yang dicirkan dengan tradisi arsitektur khas.
Kompleks bersejarah ini mencakup dua lanskap gurun Jabel Umm Sinman di Jubbah serta Jabal al-Manjor dan Raat di Shuwaymis. Dahulu masyarakat arab kuno mendiami wilayah ini karena memiliki sebuah danau besar yang menjadi sumber air. Terdapat satu prasasti yang terukir di permukaan batu di sekitar danau berusia lebih dari 10.000 tahun.
At-Tura’if merupakan wilayah ibukota pertama dari Dinasti Saudi, lokasinya di jantung Penisula Arab, barat laut Riyadh. Berdiri sejak abad ke-15, At-Turaif dibangun dengan gaya arsitektur Najdi khas dari Semananjung Arab. Kawasan At-Tura’f mencakup istana dan ansambel perkotaan yang dibangun di tepi oasis Ad-Dir’iyah.