4 Strategi Pengembangan Wisata Alam Saat Pandemi Covid-19

Wisata alam tak terlalu ramai dan menjauhi kerumunan sehingga lebih aman. Strategi pengembangan wisata penting untuk menarik minat wisatawan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Wisata alam menjadi sangat diminati sejak pandemi Covid-19. Sejumlah pelaku usaha jasa perjalanan pun banyak yang mulai mengembangkan layanan wisata alam yang sedang tren. Hal ini dikarenakan, wisata alam tidak terlalu ramai dan menjauhi kerumunan sehingga relatif lebih aman. Strategi pengembangan wisata penting untuk menarik minat wisatawan.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini disajikan beberapa strategi pengembangan wisata alam di masa pandemi Covid-19, agar gairah dunia pariwisata tetap terjaga dan bisnis-bisnis di dalamnya terselamatkan.

Baca juga: Strategi Pemasaran Bisnis Wisata dari Kemenparekraf

1. Beralih ke Event Virtual

Banyak event tahunan yang terpaksa dibatalkan sejak pandemi Covid-19 merundung. Beberapa di antaranya yaitu Prambanan Jazz, Dieng Culture Festival (DCF), dan Indonesia Triathlon Series Mandalika. Tidak ada yang tahu kapan masa sulit ini berakhir, sehingga akan lebih baik untuk dapat beradaptasi dengan keadaan. Menggelar event secara virtual adalah salah satu jalan terbaik untuk mendapatkan pemasukan.

2. Meningkatkan Kualitas

Pendakian sudah lama digandrungi, namun sejak pandemi Covid-19 lebih digandrungi lagi. Sehingga menjadi penting untuk meningkatkan kualitas perjalanan, termasuk sertifikasi para pemandunya. Fasilitas di sepanjang jalur pendakian juga harus lebih nyaman serta aman untuk para pendaki. Kapasitas kunjungan harus dibatasi, setidaknya maksimal 50 persen dari kapasitas normal agar tidak menyebabkan kerumunan.

Baca juga: Bisnis Hotel Bangkrut, Bagaimana Nasibnya Sekarang?

3. Gencarkan Promosi Digital

Tak semua masyarakat Indonesia mengetahui pesona dan keindahan alam destinasi wisata di negerinya. Oleh karena itu, menggencarkan promosi di platform digital perlu digencarkan. Promosi online di masa pandemi Covid-19 jauh lebih efektif karena sebagian besar waktu masyarakat lebih banyak dihabiskan di dunia maya. Sertakan nama dan petunjuk arah yang tepat.

4. Libatkan Peran Masyarakat

Pengelola wisata tidak bisa bekerja sendiri, masyarakat lokal harus terlibat aktif dalam membangun dan memilihara sarana prasarana pariwisata. Tak hanya itu, mereka juga bisa memberikan informasi yang jelas tentang asal mula suatu tempat berdasarkan mitologi serta kepercayaan setempat. Adat tradisi berdasarkan kearifan lokal dapat juga menjadi daya tarik lain untuk lebih banyak menarik kunjungan wisatawan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU