Wisata Virtual Reality, Solusi Liburan di Tengah Pandemi Virus Corona

Melalui Virtual Reality (VR), seseorang dapat menjelajah berbagai destinasi wisata seru dan menyenangkan tanpa harus berada di antara kerumunan orang.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Pandemi Virus Corona (Covid-19) memberikan dampak besar di semua lini kehidupan manusia. Imbasnya hingga menyebabkan kehancuran ekonomi dan pariwisata global. Semua kegiatan yang melibatkan kerumunan orang banyak ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Banyak perjalanan wisata yang terpaksa harus gagal karena sejumlah negara memutuskan untuk lockdown dengan menutup akses keluar-masuk wilayah negaranya.

Tidak perlu bersedih berlarut-larut, karena di era kecanggihan teknologi digital semua permasalahan dapat diselesaikan. Melalui Virtual Reality (VR), seseorang dapat menjelajah berbagai destinasi wisata seru dan menyenangkan tanpa harus berada di antara kerumunan orang. Tidak harus menggunakan kacamata VR yang mahal, cukup melalui smartphone sensasi wisata VR pun tetap dapat dirasakan.

Teknologi VR pertama kali diprakarsai oleh Morton Heilig pada 1950-an yang berencana membuat bioskop yang melibatkan semua indra dengan suatu cara efektif, sehingga menarik penonton dalam ke dalam kegiatan layar. Tahun 1962, Heilig membuat prototipe atas idenya tersebut yang diberi nama Sensorama. Tahun 1968, Ivan Sutherland dan Bob Sproull menciptakan sebuah alat yang dikenal sebagai pendahulu VR.

VR digunakan untuk latihan terjun payung oleh prajurit tentara AS (wikipedia.org).

Sistem Kerja VR

Prinsip dasarnya, pengguna akan melihat dunia semu yang sebenarnya adalah gambar-gambar dinamis hasil simulasi komputer. Dengan bantuan teknologi lainnya, pengguna dapat berinteraksi dengan dunia semu tersebut dan mendapatkan umpan balik yang seolah-olah nyata, baik secara fisik maupun psikologis.

Teknologi VR telah digunakan untuk mempermudah aktivitas manusia. Diantaranya adalah membuat rancangan bangunan, latihan menerbangkan pesawat, serta hiburan seperti game dan pariwisata. Namun, sebagian orang mungkin akan merasakan kehilangan realitas dan merasa terisolasi dan sosialisasi jika terlalu sering menggunakan VR.

Teknologi VR telah digunakan luas untuk kepentingan pariwisata (flyertalk.com).

Pariwisata dengan Teknologi VR

Saat ini teknologi VR telah banyak dimanfaatkan oleh para pengembang pariwisata di Indonesia maupun dunia. Beberapa tempat wisata di Indonesia telah dilengkapi dengan VR yang dapat diakses melalui smartphone di rumah masing-masing. Berikut ini diantaranya.

  1. Monumen Nasional (Monas)
  2. Museum Kepresidenan Balai Kirti
  3. Museum Nasional Indonesia
  4. Museum Sumpah Pemuda
  5. Museum Kebangkitan Nasional
  6. Museum Benteng Vredeburg
  7. Galeri Nasional
  8. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran
  9. Balai Konservasi Borobudur
  10. Museum Basuki Abdullah, dsb.

Wisata VR Internasional

  1. The Berlin Philharmonic
  2. Seattle Symphony
  3. Detroit Symphony Orchestra
  4. Musei Vaticani – Roma
  5. Museo Arceologico Atene
  6. Museum Louvre
  7. The British Museum
  8. Van Gogh Museum
  9. Musee d’Orsay Paris
  10. Georgia Aquarium, dsb.

Langkah pertama untuk bisa masuk ke dunia VR harus masuk terlebih dahulu ke artsandculture.google.com atau situs resmi dari destinasi-destinasi tersebut. Pilih destinasi yang akan dikunjungi dan sudah bisa merasakan sensasi wisata VR hanya melalui smartphone di genggaman. Sebarkan informasi ini jika bermanfaat. Ingat tetap di rumah!

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU