Menyambut bulan ramadhan, Yogyakarta kembali membuka destinasi wisata baru. Pasar Kaki Langit Jogja, destinasi baru yang dibuka dengan tema wisata kuliner tradisional.
Berada di Jalan Magunan daerah Dlingo Bantul, Pasar Kaki Langit Jogja menawarkan sensasi wisata kuliner jajanan khas tempo dulu. Awal pembukaan Pasar Kaki Langit diawali dari ide warga Dlingo yang bekerjasama dengan GENPI (Generasi Pesona Indonesia).
Lokasi Pasar Kaki Langit Jogja dekat dengan destinasi hutan pinus. Wisata kuliner yang belum lama buka ini juga jadi pilihan tempat ngabuburit yang antimainstream di Jogja.
Ada berbagai jenis kuliner tradisional yang dijajakan di pasar ini, misalnya dawet ayu, cenil, wedang uwuh, sego ireng, tiwul, kelanan dan masih banyak lagi.
Sistem pembayaran di pasar ini pun cukup unik. Di mana pengunjung harus menukarkan uang rupiah mereka dengan uang logam khusus yang terbuat dari kayu. Dengan uang logam kayu inilah nantinya pengunjung bisa berbelanja aneka makanan dan minuman.
Menikmati kelezatan kuliner tradisional akan lebih lengkap rasanya dengan diiringi alunan musik tradisional. Biasanya para ibu-ibu yang berkostum adat Jawa akan memainkan lesung sambil bernyanyi. Lesung sendiri merupakan sebuah alat yang pada jaman dulu dimanfaatkan untuk menumbuk padi hingga menjadi beras. Dari ketukan alu dan lesung inilah akan tercipta alunan musik yang khas dan merdu.
Tak hanya musik lesung, terkadang Pasar Kaki Langit Jogja juga menghadirkan musisi keroncong untuk menghibur para pengunjung yang datang. Alunan musik petikan ukulele dan penyanyinya yang bersuara merdu dipadukan dengan pilihan musik yang kekinian membuat musik keroncong terasa lebih lekat di telinga para milenial.
Pasar ini dibuka setiap hari dari pukul 07.00 WIB. Karena ini bulan puasa, maka pasar ini lebih asyik dikunjungi saat sore hari menjelang berbuka. Berkumpul bersama sahabat, teman dan keluarga sambil ngabuburit, dan berbuka dengan aneka makanan tradisional. Pasti seru!