Kata pahlawan selalu menarik untuk diperbincangkan dalam perjalanan sejarah. Momentum peringatan Hari Pahlawan dapat menjadi refleksi bagi masyarakat Indonesia untuk memperkuat rasa cinta kepada bangsanya, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, Pesonna Hotel Semarang mendefinisikan kembali pengertian pahlawan dan kepada siapa gelar pahlawan itu disandang pada masa sekarang ini. Sosok pahlawan itu sendiri tidaklah jauh dari kehidupan kita.
Pesonna Hotel Semarang memperingati Hari Pahlawan dengan cara mengapresiasi tukang tambal ban sepeda yang sehari-hari menawarkan jasanya di depan hotel. Program dalam rangka memperingati hari pahlawan tersebut mengambil tema “Engkaulah Pahlawan Jaman Now!”.
Mengingat pekerjaan sebagai tukang tambal ban sepeda tidaklah mudah, meskipun sering dipandang sebelah mata, namun, mereka berkontribusi positif bagi kelangsungan hidup dirinya dan keluarganya serta membantu para pengayuh sepeda maupun tukang becak yang masih memerlukan jasanya.
Sepanjang Jalan Depok, Kembangsari, Semarang pada tahun 1960-an merupakan jalan kampung yang lengang, banyak berlalu-lalang para pengguna sepeda kayuh menggunakan sepeda onthel jadulnya atau yang lebih dikenal dengan sebutan “pit kebo”. Selain itu, terdapat pula andong/delman, becak dan helicak sebagai moda transportasi di masa itu. Hingga kemudian berdirilah toko sepeda di sepanjang jalan depok.
Pak Djoni memulai pekerjaannya sebagai tukang tambal ban sepeda sejak tahun 1965, bertepatan dengan tahun kelahiran putri terakhirnya, Ibu Siti. Bermodalkan alat sederhana berupa potongan ban dalam sepeda, alat kikir/amplas ban dan lem sebagai perekat, beliau memberanikan diri mengais rejeki sebagai tukang tambal ban sepeda di sudut kecil jalan depok. Pada saat itu beliau diberi upah sebesar 5 rupiah.
“Kula diparingi arta namung limang pi (pada saat itu saya diberi upah menambal sepeda sebesar 5 rupiah-red),” ucap bapak yang sudah berusia 90th an ini.
Dengan keringatnya sendiri beliau bekerja berjuang untuk menghidupi keluarganya. Hingga kini, bapak enam anak tersebut masih bekerja sebagai tukang tambal ban sepeda, tepatnya di sudut kiri depan Hotel Pesonna Semarang. Ia membantu para pengayuh sepeda, tukang becak maupun penjual sayur dan jamu dorong yang masih memerlukan jasanya. Sementara seiring perkembangan jaman, sepanjang Jalan Depok menjelma menjadi pusat kuliner khas kota Semarang yang menjajakan berbagai kuliner yang dapat memanjakan lidah bagi para pecinta kuliner Semarang.
“Kami mengapresiasi bapak Djoni yang kesehariannya bekerja sebagai tukang tambal ban sepeda di depan hotel pesonna sebagai pahlawan jaman now. Apresiasi ini kami wujudkan dengan memberikan fasilitas menginap untuk pak Djoni beserta keluarganya sebanyak tiga kamar satu malam di kamar Deluxe termasuk fasilitas sarapan pagi dan bebas menikmati kolam renang,” jelas Public Relations Pesonna Hotel Semarang, Twinika Sativa.
“Manajemen juga memberikan sambutan hangat dalam menyambut kedatangan pak Djoni beserta anak, cucu dan cicitnya. Kami langsung mempersilahkan pak Djoni sekeluarga menikmati hidangan makan siang yang sudah disiapkan di Pesonna-Cafe. Tak lupa kami berikan oleh-oleh berisikan aneka snack dan masakan hotel sebagai bingkisan kudapan ketika check-out,” tambah Inka.
“Rasane seneng banget (rasanya sangat senang-red), matur nuwun sanget (terima kasih banyak-red),” ucap pak Djoni beserta keluarga kepada bapak Cucun Mansur, General Manager Pesonna Hotel Semarang.
Pahlawan jaman now bukanlah pahlawan yang harus bertempur melawan penjajah hingga menumpahkan darahnya tetapi mereka yang dapat berkontribusi positif bagi dirinya sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar.
“Pahlawan jaman now adalah sosok inspiratif sebagai pahlawan masa kini. Dengan semangat memperingati Hari Pahlawan diharapkan dapat mengedukasi, memberikan inspirasi dan motivasi kepada masyarakat luas sebagai sosok pahlawan masa kini untuk semangat bekerja dan berkarya secara nyata, yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar,” pungkas Inka.