Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu sudah memiliki janji bersama travelmate-mu untuk traveling bersama dalam sebuah open trip, kemudian ia membatalkan janji? Apakah kamu akan ikut membatalkan perjalananmu atau tetap lanjut walaupun tak ada seorang pun yang kamu kenal di kelompok open trip tersebut?
Baca juga alasan kenapa kamu harus ikut open trip
Sebagian traveler mungkin menganggap bahwa traveling itu bukan tentang akan kemana, tapi dengan siapa akan pergi. Tiap orang bebas berpendapat, tapi bagi saya yang terpenting adalah bagaimana cara kita menikmati perjalanan. Kalau prinsip itu sudah ada ditangan, sepertinya kamu tak akan bingung lagi mencari-cari teman untuk sekadar menemani perjalananmu.
Seperti kisah Yudmin, seorang solo traveler yang keliling Indonesia sampai ratusan hari. Baginya, selama mau berinteraksi, kita akan memiliki peluang besar mendapatkan teman bahkan saudara baru di perjalanan.
Lihat? Seorang yang seorang diri bepergian kemana-mana saja sangat yakin bisa mendapatkan teman dalam perjalanan, apalagi bagi seseorang yang melakukan perjalanan dalam open trip. Percayalah, di sana kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki satu misi. Bukankah itu menjadi sangat mudah? Mereka orang-orang yang bisa kamu ajak bicara dan berbagi cerita. Orang-orang tersebut ada ketika kamu berani terbuka, tidak terus diam dan sibuk dengan gadgetmu sendiri.
Selain itu, rasa menghargai satu sama lain juga menjadi salah satu kunci yang perlu diterapkan. Ingat, dalam sebuah kelompok open trip sangat mungkin kamu akan bertemu dengan orang dari latar belakang budaya berbeda. Jangankan dari lata budaya berbeda, dengan orang dengan latar budaya samapun bisa muncul selisih paham jika tak ada rasa saling memahami. Kurangi sifat egoismu untuk sementara.
Mungkin, berbaur dengan orang-orang tersebut untuk pertama kali adalah sebuah kecanggungan, benar? Tanpa tahu siapa mereka, berasal dari mana, seperti apa sikap mereka. Namun, percayalah, pada dasarnya mendapatkan teman baru adalah hal mudah. Yang perlu kamu lakukan adalah menemukan kesamaan antara kamu dan orang-orang yang kamu temui. Hal ini akan membuat masing-masing dari diri kita dan orang lain nyaman. Memberikan rasa nyaman bagi orang yang baru kita kenal itu penting! Bagaimana mereka akan merasa dekat jika rasa nyaman tak mereka dapat.
Saya pribadi pernah mengalaminya, ketika melakukan pendakian ke Gunung Merapi. Jauh-jauh hari saya memiliki agenda akan mengikuti open trip sebuah kelompok pendaki bersama beberapa teman dekat saya. Tapi apesnya, sehari sebelumnya, teman-teman dekat saya ini membatalkan keikutsertaanya dengan berbagai alasan. Meski kecewa, saya tak bisa menyalahkan mereka. Saat itu semua peralatan pendakian saya sudah terkemas rapi dan hanya tinggal menunggu jam keberangkatan. Sempat ragu akan lanjut atau tidak, akhirnya saya memutuskan untuk tetap pergi walaupun saya tahu saya tak mengenal satupun orang dari kelompok pendaki tersebut. Ada sedikit kekhawatiran di pikiran, apakah perjalanan ini akan membosankan dengan tak hadirnya teman-teman dekat saya itu? Setelah pendakian dimulai, ternyata pikiran buruk saya benar-benar terbantahkan. Saat saya mencoba untuk bisa berbaur dengan mereka dengan menegur sapa terlebih dulu, mereka membalasnya dengan terbuka dan sangat ramah. Tak perlu waktu lama untuk bisa mengakrabkan diri karena kami memiliki misi yang sama: ‘mengenal alam Merapi, tentang keindahan matahari terbit di atas sana, dan tentang rumah hangat yang menunggu sebagai tempat kami kembali’.
***
Perjalanan adalah sebuah pertemuan baru dengan manusia lain. Inilah kesempatan untuk menjalin interaksi dengan orang-orang di waktu yang tepat. Jangan takut untuk mengikuti open trip tanpa ‘travelmate langganan’ kita.
Apa yang ingin kamu dapat, apa yang kamu kejar. Capailah. Teman hanya ada di saat kamu sejalan dengan mereka. Saat kamu telah memiliki beda misi, akan ada persimpangan yang memisahkanmu. Tapi setidaknya, kamu masih memiliki saudara yang suatu hari bisa kamu kunjungi lagi.