Gunung 2000 Mdpl rasa 3000 Mdpl. Sepertinya, perumpaan ini sangat cocok untuk disematkan pada Gunung Salak. Sebagai salah satu gunung berapi di tanah pasundan, Gunung Salak memiliki tiga puncak gunung, yaitu Puncak Salak I atau Puncak Manik dengan ketinggian 2211 Mdpl, Puncak Salak II berketinggian 2180 Mdpl, dan Puncak Sumbul setinggi 1926 Mdpl. Meskipun ketinggian Gunung Salak termasuk dalam golongan rendah, namun jalur pendakian dan karakter vegetasi di Gunung Salak membuat semua pendaki kewalahan.
Meski demikian, banyak juga yang penasaran dan tak pernah kapok untuk mendaki Gunung Salak lagi. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mendaki gunung Salak;
Gunung Salak dikenal dengan karakter vegetasi yang beragam, pepohonan yang rimbun dan lebat, dan trek pendakian yang curam. Karakater hutan Gunung Salak yang lembab dengan tanah yang licin memang mengharuskan para pendaki untuk mendaki dengan trekking shoes, bukan sandal gunung apalagi sandal jepit.
Jalur yang licin masih belum seberapa jika dibandingkan dengan tanjakan-tanjakan terjal yang memaksa lutut bertemu dengan dagu. Masih ada akar pohon licin bercampur dengan bebatuan. Kalau tak punya fisik dan nyali yang kuat, lebih baik urungkan niat.
Pacet alias lintah merupakan hewan melata yang hidup melekat di antara dedaunan dan menyukai kelembaban. Karakater hutan Gunung Salak yang lembab jadi tempat tinggal favorit para pacet ini.
Gigitannya memang tidak menyakitkan, tapi bekas lukanya akan terasa gatal. Untuk menghindari gigitan pacet saat mendaki, kenakanlah inner fleece sebelum menggunakan celana gunung terluar. Kemudian, jangan lupa gunakan kaos kaki. Dan sebagai perlindungan terluar, tambahkan gaiter. Jadi, perjalanan pendakian melewati habitat pacet di hutan lembab Gunung Salak akan terasa aman.
Gunung Salak berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun – Salak tepatnya di wilayah Kab. Sukabumi dan Kab. Bogor, Jawa Barat. Untuk mencapai puncak-puncak Gunung Salak terdapat 4 jalur pendakian yang bisa dilalui yaitu;
Dari keempat jalur pendakian Gunung Salak, jalur pendakian via Cangkuang-Cidahu lah yang menjadi favorit para pendaki. Di jalur ini, pendaki dimudahkan dengan banyaknya warung makan untuk memenuhi kebutuhan perut, lahan terbuka untuk mendirikan tenda, pemandangan air terjun yang menyegarkan, dan indahnya Kawah Ratu yang melegenda.
Untuk mencapai pos pendakian Cangkuang dari Jakarta, pendaki harus siap berpindah transportasi umum beberapa kali. Jika pendakian dimulai dari Jakarta, naik lah bus dari Kampung Rambutan menuju Sukabumi. Jangan lupa sampaikan kepada bapak supir untuk berhenti di pertigaan cidahu. Selanjutnya, dari pertigaan Cidahu, pindahlah naik angkutan umum menuju pos pendakian Cidahu.
Selanjutnya adalah jalur pendakian Curug Pilung. Jalur pendakian Gunung Salak yang satu ini berada di kawasan wisata Curug Pilung yang berada di Desa Giri Jaya, Cidahu, Sukabumi. Untuk mencapai lokasi Curug Pilung, pertama-tama naiklah bus menuju Sukabumi kemudian turun di kecamatan Cidahu. Lalu, lanjutkan perjalanan menuju Cicurug. Setibanya di Cicurug, berjalan kaki lah menuju Curug Pilung Giri Jaya sejauh 3,5 jam perjalanan atau bisa juga menyewa ojek.
Dari pintu masuk Kawasan Wisata Curug Pilung, berjalan lah selama 15 menit. Dari sana, akan terlihat pintu masuk Pasareyan Eyang Santri. Sebelum melalukan perjalanan, ada baiknya setiap pendaki untuk berziarah ke makam Eyang Santri.
Jika ingin menempuh pendakian Gunung Salak dengan waktu yang relatif singkat, naik lah melalui jalur pendakian Kutajaya, Cimelati. Jalur pendakian Kutajaya merupakan jalur pendakian paling pendek untuk dilalui. Namun, para pendaki harus persiapkan kebutuhan air karena di sepanjang jalur pendakian tidak ditemukan sumber air.
Untuk menuju jalur Kutajaya, dari Jakarta naik lah KRL jurusan Bogor. Kemudian, sesampainya di Bogor naik angkutan umum jurusan Sukabumi lalu turun di Cicurug. Dari Cicurug, sewalah angkutan atau ojek untuk mengantarkanmu ke Desa Kutajaya.
Jalur Kutajaya memang kurang begitu akrab bagi pendaki, jadi agak sulit untuk mendaki lewat jalur ini. Perjalanan dimulai dari Desa Kutajaya dengan pemandangan ladang dan kebun pertanian warga.
Jalur pendakian Gunung Salak via Pasir Reungit merupakan jalur terpanjang yang harus dilewati. Karena untuk sampai Puncak Salak I, pendaki harus berjalan memutari Kawah Ratu. Jalur Pasir Reungit memiliki pemandangan yang tak kalah indah dari jalur Cidahu. Di rute ini, terdapat dua kawah berukuran kecil yaitu Kawah Monyet dan Kawah Anjing. Saat musim hujan seperti ini, dua kawah tersebut berubah menjadi sumber mata air alami yang bisa dimanfaatkan pendaki.
Tertarik untuk mendaki Gunung Salak via Jalur Pasir Reungit? Pertama, naik lah KRL atau pun bus menuju Bogor. Setibanya di Bogor, naik lah angkutan umum jurusan Bebulak dan turun di terminal Bebulak. Dari terminal Bebulak, lanjutkan perjalanan menggunakan angkutan pedesaan menuju Leuwiliang, kemudian turun di simpang Cibatok.
Perjalanan belum usai, setelah turun di simpang Cibatok, carilah angkutan pedesaan menuju Bumi Perkemahan Gunung Bundur. Bilang kepada bapak supir angkutan untuk menurunkan di Pasir Reungit. Dari situlah, pendakian Gunung Salak dengan jalur yang panjang dan menantang dimulai.
Percaya atau pun tidak, kemagisan Gunung Salak memang terkadang tak bisa diterima logika. Berbagai cerita misteri tentang Gunung Salak kerap menjadi bahan obrolan mistis di kalangan pendaki. Salah satu cerita misteri yang sangat fenomenal adalah jeritan wanita minta tolong.
Supaya pendakian aman dari gangguan makhluk tak kasat mata atau pun hal-hal tak logis lainnya, pastikan selalu berdoa sebelum mendaki gunung. Lalu, ada baiknya juga untuk minta izin pada juru kunci Gunung Salak, Mbah Idim Dimyati. Ketika mendaki via Curug Pilung Giri Jaya, sempatkanlah untuk berziarah di makam Kyai Eyang Santri dan Muhammad Hasan Basri bin Bahaudi bin Mbah Gunung.