Tak ada jaminan bila perjalanan menggunakan transportasi udara bisa terbebas dari aksi pencurian. Pencurian di pesawat pun kerap terjadi.
Pada 10 Januari 2018, dikabarkan oleh Business Insider, sebanyak 12 penumpang kehilangan uang saat berada dalam penerbangan dari Beijing menuju Praha.
Kasus terbaru, seorang penumpang bernama Faiz Mokhtar hampir saja dirampok saat dalam penerbangan kembali ke Kuala Lumpur dari Ho Chi Minh City menggunakan maskapai Malaysian Airlines kelas bisnis pada Rabu (15/8).
Melansir dari Says.com, Faiz Mokhtar mengatakan bahwa setelah ia meletakkan tas yang berisi laptop di kabin penyimpanan barang, seorang temannya mengatakan bila seorang oknum mengambil tas Faiz Mokhtar dan dibawa ke tempat duduk si pelaku.
Tak tinggal diam, Faiz Mokhtar mendatangi pria tersebut dan mengambil tas miliknya. Dan benar saja, sang penumpang yang dicurigai sebagai pelaku pencopetan sedang memegang beberapa mata uang asing milik Faiz Mokhtar. Singkat cerita, sang pelaku kemudian dilaporkan kepada petugas kabin untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
Kasus pencopetan yang dialami Faiz Mokhtar telah membuka mata kita bahwa pencurian pun bisa terjadi di maskapai kelas bisnis sekali pun. Dari beberapa kasus yang diamati pengamat, terlihat pencuri cukup rapi dalam beraksi.
Dilansir dari Kompas Travel, pengamat penerbangan, Alvin Lie membagikan tips bagimana cara menghindari situasi rawan pencurian. Menurut Alvin, penumpang wajib tahu bagaimana karakter si pelaku dan selalu waspada di setiap keadaan.
“Mereka beroperasi pada penerbangan jarak menegah antara dua sampai dengan empat jam,” kata Alvin Lie dikutip dari Kompas Travel pada Selasa (21/8).
Dengan mengincar penerbangan jarak menengah, mereka bisa melakukan aksi dengan cepat dan segera turun dari pesawat agar tak ketahuan.
Yang perlu digarisbawahi, aksi pencurian di pesawat biasanya dilakukan saat penumpang sedang lengah seperti saat akan tidur, pada waktu penerbangan malam, dan saat pencahayaan kabin diredupkan.
“Betul. (saat penumpang tidur). Mereka biasanya pilih penerbangan malam. Beroperasi ketika pencahayaan kabin diredupkan,” kata Alvin Lie.
Penerbangan saat siang hari cenderung aman dari aksi pencurian. Namun, tidak menutup kemungkinan pencurian di pesawat dilakukan di siang hari. Meskipun pencurian pada penerbangan siang lebih sulit, namun para pelaku biasanya tak sendiri. Mereka memiliki kelompok yang terdiri dari 3 hingga 5 orang.
“Biasanya mereka beroperasi dalam kelompok, tiga-lima orang dalam satu penerbangan tapi duduknya berpencar. Persis seperti copet di bus dan kereta,” kata Alvin.
Gerombolan tersebut berkerumun menutupi rekannya yang beroperasi, menggerayangi tas penumpang di kabin. Mereka menyasar uang tunai dan perhiasan yang telah disasar saat dari bandara.
Seperti kasus yang dialami Faiz Mohktar, untuk mengelabui targetnya, pencuri di pesawat rela membeli penerbangan kelas bisnis, dan berpenampilan rapi bahkan mewah.
“Biasanya maling berpenampilan meyakinkan, necis, rapi, perlente, dan juga cantik untuk mengelabui penumpang dan awak kabin. Maka kita jangan mudah terkecoh penampilan ‘wah’,” terang Alvin.
Mengidentifikasi pencuri di pesawat memang tidak mudah. Tidak ada karakteristik khusus yang mudah dikenali. Pria atau wanita, tua atau muda semua bisa saja jadi pencuri. Seorang pencopet yang berpengalaman dapat dengan mudah menyatu di kerumunan, dan dapat muncul dan menghilang dalam hitungan detik.