“Amazing Thailand”, begitulah slogan pariwisata yang terus digaungkan negeri Gajah Putih ini.
Thailand memang menakjubkan. Pantai pasir putih dengan air biru kehijauan, keragaman budaya, kuliner lezat yang menggoda lidah, dan kuil-kuil cantik yang menghiasi Thailand memang membuat banyak turis jatuh hati. Namun, di balik eksotisme pariwisata yang dimiliki, tersimpan sisi minor yang menjadi aib pariwisata Thailand.
Di mata para wisatawan dunia, negeri gajah putih ini pun dikenal sebagai destinasi wisata seks yang menggoda. Meski jasa prostitusi masih ilegal di Thailand, nyatanya masih rumah-rumah warga yang sediakan jasa seks kepada para turis asing.
Dengan berkedok jasa “soapy massage”, mereka melakukan bisnis wisata seks mulai dari pijat plus-plus hingga sewa teman tidur. Jasa pijat “soapy massage” awalnya menawarkan jasa pijat, namun pada akhir perawatan, turis akan diajak untuk melakukan hubungan seks.
Meski dilarang, nyatanya jasa prostitusi di Thailand ini pun mendapatkan toleransi masyarakat sekitar. Bukan hal yang sulit untuk menemukan tempat prostitusi di Thailand salah satu contohnya adalah Red Distrik tertua di Bangkok, Patpong.
Melansir dari Reuters dalam artikel berjudul “Thai tourism body says it opposes ‘sex tourism’, Senin (26/2), polisi setempat telah memenjarakan 10 orang asal Rusia yang tengah kedapatan memberikan pelatihan seks kepada para pekerja di daerah Pattaya. Mereka ditangkap karena bekerja tanpa surat izin.
Image negatif Thailand sebagai destinasi wisata seks bahkan sudah pernah disinggung oleh beberapa pemimpin dunia. Seperti Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson. Saat berikan pidatonya minggu lalu, dia pun menyinggung isu wisata seks di Thailand.
Kemudian, bulan lalu, Menteri Pariwisata Gambia pun mengatakan kepada para turis yang datang ke negaranya untuk mengunjungi Thailand saja jika ingin wisata seks.
Menanggapi image Thailand sebagai destinasi wisata seks dunia, The Tourism Authority of Thailand (TAT) ingin Thailand menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan bertujuan baik. Mereka sangat menentang segala konsep wisata seks.
Namun, banyak pengamat pariwisata mengatakan bahwa mengembalikan image tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh usaha lebih besar lagi.
Di sisi lain, pemerintah Thailand pun terus berupaya meningkatkan jumlah kunjungan turis. Tahun ini, negeri Gajah Putih ini menargetkan 37, 55 juta turis.
Sepanjang tahun lalu, industri pariwisata Thailand telah menyumbang pendapatan negara sebanyak US$53,76 miliar (sekitar Rp73 triliun). Pendapatan ini mengalami kenaikan sebesar 12 persen dari tahun 2016.