Taj Mahal India Berubah Warna, Keputusan MA Minta Bantuan Asing Tuai Pro Kontra

Permasalahan yang dialami Taj Mahal menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Hal ini yang kemudian mendorong Mahkamah Agung India mengeluarkan perintah bagi pemerintah untuk meminta bantuan asing guna memperbaiki makam abad ke-17 tersebut. 

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Taj Mahal India dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Bangunan bersejarah peninggalan Kaisar Mughal Shah Jahan untuk istrinya tercinta ini perlahan mengalami perubahan warna.

Dinding marmer Taj Mahal India yang tadinya berwarna putih, berubah kuning hingga cokelat. Kini dinding Taj Mahal menjadi hijau.

Baca juga: Pro dan kontra larangan penggunaan rok mini di India

Taj Mahal India begitu anggun dan memesona, sangat disayangkan kalau harus rusak. (Foto/ Reuters.com)

Salah satu faktor penyebab perubahan warna adalah adanya kotoran serangga. Serangga tersebut berasal dari aliran sungai Yamuna. Limbah pabrik yang mengalir di aliran sungai telah menarik perhatian serangga yang akhirnya membuang kotoran ke Taj Mahal.

Namun, permasalahan kebersihan Taj Mahal bukan hanya dari kotoran saja. Pada dua dekade terakhir, ikon India ini pun dikotori lumpur.

Berbagai upaya pun telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan membersihkan Taj Mahal menggunakan pasta. Januari lalu, para pekerja membersihkan kotoran hewan, lumpur, dan kotoran lainnya menggunakan pasta. Namun sayang, bukannya menjadi lebih baik, kebersihan Taj Mahal malah makin memburuk.

Selain membersihkan kotoran, upaya lain yang dilakukan adalah dengan cara menutup ribuan pabrik dekat Taj Mahal yang berpotensi menghasilkan limbah pemancing serangga-serangga nakal. Tetapi, hasil yang didapatkan tak signifikan. Marmer masih saja terlihat buram, tak kembali putih bersih.

Permasalahan yang dialami Taj Mahal menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Hal ini yang kemudian mendorong Mahkamah Agung India mengeluarkan perintah bagi pemerintah untuk meminta bantuan asing guna memperbaiki makam abad ke-17 tersebut.

Akhirnya, pada Selasa 1 Mei 2018, Mahkamah Agung India menginstruksikan pemerintah negara bagian Agra dan Uttar Pradesh untuk mendatangkan para ahli dunia agar membantu melestarikan landmark paling terkenal di negara tersebut.

“Ini sangat serius. Sepertinya pemerintah tidak berdaya. Itu harus diselamatkan. Anda bisa mendapatkan bantuan para ahli dari luar untuk menilai kerusakan yang terjadi dan memulihkannya“, kata Hakim Madan B Lokur dan Deepak Gupta, seperti dilansir dari Telegraph.

Namun, upaya Mahkamah Agung India untuk menjaga keberadaan Taj Mahal malah menuai kecaman. Seruan aktivis kebudayaan India, Rana Safvi membuat banyak mata tertuju pada peraturan yang dikeluarkan oleh MA India.

Ia mengatakan kebijakan pemerintah India masih belum jelas mengatur manajemen perusahaan dalam mengelola Taj Mahal.

“Tidak ada kejelasan berapa banyak uang yang dihasilkan akan digunakan untuk fasilitas atau Taj Mahal, namun mereka pasti akan menghasilkan banyak keuntungan dari jumlah yang sudah ada di kontrak,” kata Safvi.

Baca juga: Alasan mengapa setiap pria di salah satu desa di Rajasthan India memiliki istri dua

Melansir dari CNNIndonesia pada Kamis 2 Mei 2018, Menteri Kepala di Negara Bagian West Bengal, Mamata Banerjee merasa sangat sedih atas keputusan tersebut. Dia mempertanyakan mengapa Taj Mahal harus dikelola asing.

Keputusan pengelolaan Taj Mahal India oleh asing masih menuai pro dan kontra. Namun, sebagai bangunan bersejarah memang sudah seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik. Jika pun tanggungjawab merawat Taj Mahal akan dilimpahkan kepada instansi swasta di luar India, sebaiknya kebijakan yang diambil tak menghilangkan unsur sejarah, kebudayaan, identitas bangsa India yang ada pada Taj Mahal.

Selain itu, sudah seharusnya semua ketentuan perjanjian perawatan Taj Mahal tertuang jelas apa keuntungan bagi Taj Mahal itu sendiri, pihak swasta, pemerintah, dan juga masyarakat setempat.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU