Banyak orang yang mengira bahwa para influencer lebih memiliki pengaruh besar terhadap nafsu liburan seseorang. Anggapan ini ternyata salah, rupanya 60% traveler Indonesia lebih percaya rekomendasi teman dekat dan kerabat mereka daripada para influencer. Rekemendasi ini bisa berupa berita dari mulut ke mulut atau unggahan media sosial.
Data ini merupakan hasil survei dari Amandeus, sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan industri perjalanan, pada Mei 2017 yang bertajuk Journey of Me Insights yang melibatkan 6870 responden dari 14 negara Asia Pasifik.
“Rasa percaya adalah elemen kunci bagi wisatawan Asia Pasifik. Uniknya wisatawan Indonesia agak berbeda dengan wisatawan Asia Pasifik lainnya. Sumber utama bagi mereka adalah teman dan keluarga,” papar Andy Yeow, General Manager Amadeus Indonesia, dilansir dari Kumparan.
Sementara itu, rata-rata traveler Asia Pasifik lebih percaya pada situs ulasan seperti Skyscanner, Google Riview (50%), TripAdvisor, dan Expedia. Platform ini menempati urutan pertama sedangkan rekomendasi kerabat berada di peringkat kedua (49%).
Sementara itu rekomendasi dari media sosial dan para influencer menempati urutan buncit dibandingkan dari kerabat, situs ulasan wisata, biro wisata, dan forum wisata. Meskipun orang Indonesia lebih suka melihat unggahan dari influencer, itu tak banyak mempengaruhi kebiasaan traveling orang Indonesia.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa alasan, salah satunya adalah karena kebiasaan traveling para influencer yang terlalu tinggi dan mengacu pada destinasi yang tidak terjangkau sehingga sulit untuk direalisasikan oleh wisatawan Indonesia.
Padahal menurut penelitian ini juga menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia lebih suka dengan rekomendasi perjalanan yang terjangkau daripada perjalanan yang mahal. Hasil survey ini bahkan mencapai 38%.