Sebuah suku terpencil yang tinggal di Tanna, Kepulauan Pasifik Selatan bernama Yoahnanen memiliki tradisi unik yang susah dinalar dengan logika. Suku Yoahnanen di Pasifik Selatan ini mempunyai tradisi mengkultuskan Pangeran Philip, Duke of Eidnburgh.
Tradisi aneh ini pun sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Banyak warga Inggris dan Brtitania Raya mengetahui tradisi ini. Bahkan, suatu waktu putra Pangeran Philip, Pangeran Charles pernah mengunjungi suku Yoahnanen. Kunjungan ini ia lakukan untuk menghormati keyakinan yang mereka anut.
Melansir dari berbagai sumber, penyembahan Pangeran Philip ini bermula dari kepercayaan nenek moyang secara turun temurun. Mereka meyakini bahwa Philip adalah salah satu anak dari dewa gunung.
Sebelum memuja Pangeran Philip, mereka pun punya mitos tentang dewa berkulit terang yang akan berlayar menyeberangi lautan. Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena Tanna terletak di gugusan Polinesia yang jarang berinteraksi dengan masyarakat dunia berkulit terang.
Dalam mitos yang beredar di masyarakat, mereka percaya Pangeran Philip akan datang dan menaklukan hati para gadis yang miliki kedudukan penting di dunia.
Bagi mereka, jika ada orang berkulit gelap yang bisa menikah dengan golong kulit putih pun bisa terjadi akibat campur tangan Pangeran Philip. Bahkan, mereka yakin jika terpilihnya Obama sebagai presiden AS pun karena kehendak Pangeran Philip. Masyarakat Suku Yoahnanen yakin jika Philip adalah sosok pemersatu antar kaum.
Maka, saat Pangeran Philip dan Rau Elizabeth datang ke sana pada 1974, tetua suku Yoahnen, Jack Naiva melakukan penyambutan yang luar biasa. Ia benar-benar disambut bagai Tuhan.
Jack Niava pun mengaku melihat cahaya terang dari diri Philip. Benar-benar seperti Mesiah sejati.
Hingga saat ini, mereka meyakini bahwa Pangeran Philip akan kembali hidup di tengah-tengah mereka.