Menguak Ritual Mengonsumsi Abu Jenazah Hasil Kremasi Milik Suku Pedalaman Amazon

Yanomami, suku pedalaman Amazon, mempraktikkan endokanibalisme sebagai cara untuk menjaga orang-orang tercintanya yang telah meninggal.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Suku pedalaman Amazon selalu menyita perhatian publik dengan ritual dan tradisi adatnya yang tergolong unik dan bahkan tak lazim.

Tepatnya adalah suku Yanomami, salah satu kelompok suku asli yang menempati wilayah hutan hujan Amerika Selatan. Suku ini tinggal di wilayah hutan hujan Amazon, yakni diantara perbatasan Brasil dan Venezuela.

Yang menarik dari suku ini adalah ritual adatnya yang menganjurkan para anggota suku tersebut untuk mengonsumsi abu jenazah hasil dari kremasi.

Ritus kematian suku pedalaman Amazon

suku yanomami memiliki ritual mengonsumsi abu jenazah setelah dikremasi (Foto/Hindustian Times)

Baca Juga: Mengenal Mumi dari Papua yang Berusia Ratusan Tahun

Suku Yanomami merupakan salah satu suku pedalaman Amazon yang mempraktikkan endokanibalisme sebagai cara untuk menjaga orang-orang yang dicintainya, yang telah meninggal mendahului mereka.

Prosesi kematian di dalam suku ini dilakukan dengan cara kremasi, yakni pengabuan atau praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya.

Praktik ini sebenarnya lazim kita temui di Indonesia, seperti tradisi Ngaben atau ritual pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

Kremasi menurut pandangan suku Yanomami berarti sebagai pembebasan arwah. Mereka tak menyukai upacara kematian dengan pemakaman sebab dekomposisi dan prosesnya memerlukan banyak waktu dan cenderung membosankan.

Suku Yanomami memulai praktik endokanibalisme karena mereka tidak percaya bahwa kematian adalah kejadian alami kehidupan.

Sebaliknya, mereka percaya bahwa suku saingan mereka sedang mengirim roh jahat secara langsung untuk menyerang seseorang dalam suku mereka sendiri. Oleh karena itu, untuk segera menyelesaikan masalah apa yang harus dilakukan untuk mengeluarkan tubuh, kremasi pun terjadi.

Upaya transisi damai menuju dunia spiritual

potret suku yanomami yang memiliki tradisi spiritual unik (Foto/Flickr)

Tak berhenti sampai kremasi saja, namun suku pedalaman Amazon ini juga mesti mengonsumsi abu jenazah hasil dari pembakaran atau kremasi tadi.

Mengonsumsi abu dipercaya berfungsi sebagai cara untuk menjaga semangat suku suku tercinta tetap hidup dan sehat untuk generasi yang akan datang.

Sebelum dikremasi, anggota suku menutupi tubuhnya dengan daun dan meletakkannya di hutan yang tidak terlalu jauh dari pondok.

Setelah mengizinkan alam untuk mengambil jalannya pada anggota suku selama sekitar 30 hingga 45 hari, mereka mengumpulkan tulang dan melanjutkan ke kremasi.

Setelah kremasi, abu dicampur dengan sup yang terbuat dari pisang yang difermentasi. Setiap orang di komunitas harus mengkonsumsi campuran. Untuk mencapai hal ini, labu yang diisi dengan campuran dibagikan di antara anggota keluarga dan konsumsi biasanya selesai dalam satu kali duduk.

Baca Juga: Menilik Makam-makam yang Bersemayam di Puncak Gunung Gamalama

Suku Yanomami percaya bahwa roh tidak dapat sepenuhnya beralih ke dunia spiritual tanpa sepenuhnya menghilang dari dunia material.

Oleh karena itu, abunya tidak dapat sepenuhnya dikonsumsi sampai masalah pembalasan kematian teratasi sehingga orang yang dikasihi terlambat dapat melakukan transisi damai ke dunia spiritual.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU