Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta merupakan salah satu layanan transportasi canggih terbaru yang bisa dimanfaatkan oleh calon penumpang untuk berpindah dari satu terminal ke terminal lain.
Pada tahap awal beroperasi, armada skytrain yang dijalankan adalah 1 armada dengan 2 gerbong dengan shelter di Terminal 2 dan 3. Jika ingin naik skytrain dari Terminal 3 maka wisatawan bisa menuju ke lantai 1 untuk menuju ke shelternya. Skytrain ini mulai beroperasi pada 26 Desember 2017 pukul 04.27-00.17 WIB.
Meski pengoperasian skytrain belum lama namun ternyata pada Minggu tanggal 7 Januari 2018 lalu sempat terjadi gangguan. Hal ini menyebabkan layanan skytrain sempat terhenti total selama kurang lebih 2 jam. Skytrain mengalami gangguan lebih tepatnya pada pukul 09.45 WIB. Gangguan ini disinyalir diakibatkan oleh adanya gangguan jaringan listrik.
Beruntung gangguan tersebut dapat ditangani dengan cepat yaitu sekitar 60 menit saja. Sehingga kini layanan skytrain sudah bisa berjalan dengan normal.
Vice President of Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano menyatakan bahwa skytrain ini sudah dilengkapi sistem yang canggih. Sehingga gangguan akan sangat mudah terdeteksi.
¨Sistem skytrain CGK memiliki sistem proteksi yang sangat baik sehingga apabila ada terdeteksi mal fungsi di sistem operasi, maka sistem proteksi langsung bekerja dan skytrain langsung berhenti,¨ jelas Yado.
Hal ini jugalah yang membuat proses perbaikan berlangsung cukup cepat. Pada pukul 11.45 skytrain sudah bisa digunakan lagi oleh para penumpang.
Sebelum mencoba naik skytrain ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah aturan bagi penumpang yang ingin naik skytrain untuk tidak membawa troli ke dalam kereta. Penumpang juga harus memperhatikan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta agar tidak tertinggal. Biasanya jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta sudah terpasang di sudut masing-asing shelter.
Perlu diperhatikan juga bahwa di dalam kereta jumlah tempat duduk sangat minim. Ini karena tempat duduk memang ditujukan bagi penumpang prioritas, seperti lansia, ibu hamil, orang sakit dan yang lebih membutuhkan tempat duduk. Untuk itu penumpang harusnya memperhatikan hal ini, dan memberikan jatah temat duduk pada mereka yang lebih berhak.