Al-Ula atau disebut juga Al-Ola merupakan situs kuno yang dahulu menjadi ibukota Lihyanites (Dedanites) yang berusia lebih dari 2000 tahun. Lokasi Al-Ula berada 110 km sebelah barat daya dari Tayma dan 380 km sebelah utara Madinah. Saat ini Pemerintah Arab Saudi tengah mendorong Al-Ula menjadi destinasi wisata unggulan untuk membantu perekonomian negara.
Selama ini perekonomian Arab Saudi sangat bergantung pada penjualan minyak mentah. Dengan adanya Al-Ula, pemerintah berharap bisa menarik investasi dan tidak melulu bergantung pada penjualan minyak mentah. Harapan kedepannya, Al-Ula beserta situs kuno didalamnya dapat menarik wisatawan non-muslim dari seluruh penjuru dunia.
Al-Ula merupakan kompleks kota kuno yang berisi situs-situs arkeologi pra-Islam yang berusia ribuan tahun. Al-Ula mencakup situs warisan dunia UNESCO yaitu Madain Saleh yang dibangun oleh Peradaban Nabatean. Keunikan dari Madain Saleh terdapat pada gaya arsitekturnya yang berbeda, kompleks kota dibangun dengan memahat batu-batu tebing besar.
Peradaban Nabatean di Madain Saleh dihuni oleh Kaum Tsamud dan ‘Ad, umat Nabi Saleh AS yang dikenal sangat ingkar. Peradaban Nabatean saat itu menjadi yang paling maju pada masanya. Karena durhaka dan menyekutukan Allah SWT, penduduk Nabatean hancur dan hilang oleh diazab dengan suara petir yang memekakkan telingan.
Terdapat satu takhayul yang berkembang di tengah masyarakat Arab Saudi bahwa Al-Ula merupakan tempat yang terkutuk dan dihantui oleh jin, sehingga harus dihindari. Takhayul ini didukung oleh fatwa ulama negara yang didasarkan pada sebuah hadist untuk umat muslim agar tidak mendekati wilayah Al-Ula.
Keshahihan hadist yang menjadi rujukan fatwa tersebut sebenarnya masih belum bisa dipastikan dan masih menjadi perdebatan hingga hari ini. Tahun 2012 para ulama memutuskan untuk membuka Al-Ula untuk umum. Namun setelah kejadian siswa yang melihat jin, Al-Ula kemudian ditutup kembali. Awal tahun 2019, Al-Ula akhirnya dibuka kembali.
Selama beberapa waktu lamanya setelah dibuka untuk umum, hampir tidak ada masyarakat yang bersedia berkomentar tentang sejarah dan reputasi Al-Ula yang konon mendapatkan kutukan. Namun demikian pembukaan ini disambut baik oleh masyarakat lokal, banyak dari mereka yang membuka toko dan restoran makanan.