Berada di ujung barat Pulau Jawa dan memiliki banyak pantai dan pulau ketimbang daerah lainnya di Jawa Barat, membuat banyak destinasi wisata Serang cocok bagi para pencinta suasana alam.
Namun masih ada pulau yang belum terlalu dikenal wisatawan, salah satunya Pulau Sangiang.
Pulau Sangiang adalah satu dari beberapa pulau di ujung barat Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan perairan Sumatera.
Pulau ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang cukup menggiurkan bagi para pekerja Jakarta. Lokasinya yang tak jauh dari ibukota namun bisa memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan membuat pulau ini selalu jadi primadona.
Bagi wisatawan yang masih merasa ragu untuk berlibur ke Pulau Sangiang, mungkin ulasan berikut bisa merubah keputusan untuk segera berlibur ke sana.
Awalnya Pulau Sangiang merupakan kawasan cagar alam, namun pada tahun 1991 pulau ini secara resmi diubah sebagai Taman Wisata Alam dengan luas wilayah 528,15 ha.
Dengan luas yang terbilang besar ini, Sangiang menyimpan berbagai pesona keindahan yang akan menghipnotis siapapun yang datang mengunjunginya. Mulai dari panorama pantai dengan pasir putih hingga rimbunya vegetasi hutan yang masih terjaga kealamiannya. Keindahan Pulau Sangiang Serang menjadikannya menyandang gelar The Seven Wonders of Banten.
Mayoritas wisatawan yang datang ke pulau ini ingin menikmati panorama kecantikan alam dari ketinggian. Maka aktivitas yang paling sering dilakukan adalah trekking ke atas bukit dan bersantai di puncaknya. Beberapa jalur trekking sudah terinstal dengan baik di pulau ini. Namun wisatawan juga perlu berhati-hati karena jalur yang cukup terjal dan licin.
Panorama yang bisa dinikmati dari ketinggian adalah hijaunya pepohonan dan ombak yang menyapu garis pantai Sangiang. Begitu cantik dan menenangkan.
Sama seperti destinasi wisata bahari lainnya, salah satu aktivitas favorit di Pulau Sangiang adalah snorkeling.
Terumbu karang di pulau ini memang masih bagus. Biota laut yang paling banyak ditemukan di Sangiang adalah ikan badut atau orang sering menyebutnya ikan nemo.
Meski sunscreen atau sunblock baik untuk melindungi kulit dari sinar matahari, namun usahakan untuk tidak memakainya saat snorkeling. Ini bisa jadi sumber polusi dan merusak ekosistem bawah laut di Pulau Sangiang.
Snorkeling dan free diving dapat dilakukan di sekitar perairan Tanjung Raden. Keberadaan kontainer yang hanyut dan tenggelam terbawa arus hingga perairan Pulau Sangiang juga menjadi spot menyelam yang unik di pulau ini. Spot ini bahkan dikatakan tak kalah dari Tulamben yang punya spot kapal karam.
Tak banyak yang tahu jika di Pulau Sangiang ini terdapat sisa-sisa peninggalan dari masa Perang Dunia ke-2. Peninggalan ini berupa benteng pertahanan Jepang dan beberapa alat perang lainnya.
Namun untuk bisa menikmati sisa peninggalan ini wisatawan membutuhkan izin dari Pos TNI Angkatan laut. Izinnya pun terbilang cukup sulit dan sangat ketat.
Berjalan menyusuri Pulau Sangiang seolah akan membawa kita pada dimensi lain. Sepi dan tenang, terlihat memesona dan menarik untuk ditelusuri lebih dalam.
Salah satu yang paling memesona, Gua Kelelawar yang konon merupakan temat bagi para hiu menanti mangsa. Tentu saja mangsanya adalah para kelelawar yang jatuh dan siap jadi umpan sang hiu.
Beberapa spot foto yang dibangun di atas bukit juga menjadi salah satu sisi lain Sangiang yang biasanya ditelusuri oleh wisatawan. Selain bisa berfoto tentu saja dari ketinggian ini wisatawan bisa menikmati panorama Sangiang dengan sudut pandang 360 derajat.
Yang jelas banyak hal yang bisa dilakukan di Pulau Sangiang. Untuk yang hobi memancing, pulau ini juga akan jadi spot yang menyenangkan untuk memancing. Atau untuk wisatawan yang enggan lelah, berjemur di tepi pantai sambil menikmati deburan ombaknya yang lembut juga bisa jadi pilihan aktivitas.
Untuk sampai di Pulau Sangiang, wisatawan yang berangkat dari Jakarta bisa memulai perjalanan dari Kampung Rambutan atau Slipi Jaya dengan menggunakan bus umum menuju Cilegon. Dari Jakarta ke Cilegon butuh waktu sekitar dua jam perjalanan. Setelah sampai di Cilegon wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju ke Pelabuhan Anyer. Dari pelabuhan inilah nantinya pengunjung akan menyeberang ke Pulau Sangiang.
Butuh waktu sekitar satu jam untuk menyeberang ke Sangiang dengan menggunakan kapal berkapasitas 15 orang. Di sepanjang perjalanan wisatawan akan disambut dengan ombak besar Selat Sunda. Jadi pastikan untuk minum obat anti mabok untuk wisatawan yang sering mabok laut.