Sekitar 350 tahun lalu, Pulau Run yang berada di Kepulauan Banda, Maluku Tengah sempat ditukar dengan Nieuw Netherland (kini disebut Manhattan). Dahulu Pulau Run sangat kaya akan pohon pala dan rempah-rempah lain yang sangat mahal di perdagangan internasional. Bahkan harganya disebut-sebut bersaing dengan harga emas. Tentu saja, Pulau Run sangat berharga jika dibandingkan dengan Nieuw Netherland di sebelah selatan ujung Sungai Hudson di Benua Amerika tersebut.
Pulau Run merupakan sebuah pulau kecil dengan panjang hanya 3 km dan luas tidak lebih dari 1 km. Meskipun demikian, saat itu Pulau Run memiliki kepentingan ekonomi yang sangat besar bagi dunia karena menjadi habitat pohon pala (Mysristica fragans) yang menghasilkan rempah pala. Pada tahun 1603, Pulau Run dikuasai oleh Inggris Raya melalui Perusahaan Hindia Timur Britania. Belanda dengan VOC tidak suka dengan penguasaan Inggris atas Pulau Run karena menghalangi jalan untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di nusantara.
Tercatat Inggris dan Belanda pernah beberapa kali berperang untuk memperebutkan Pulau Run, sebelum akhirnya berdamai dengan menandatangani perjanjian yang disebut Traktat Breda atau Treaty of Breda. Dalam perjanjian tersebut, Belanda dan Inggris sepakat untuk melakukan tukar guling. Belanda melepas Nieuw Netherland di Benua Amerika dan menyerahkan kekuasaan kepada Inggris, sebaliknya Inggris menyerahkan Pulau Run kepada Belanda. Dibawah kekuasaan Inggris, Nieuw Netherland berubah nama menjadi Manhattan.
Traktat Breda dianggap sebagai perjanjian kesepakatan pertukaran terburuk dalam sejarah dunia, terutama bagi Belanda. Hal ini dikarenakan tak berselang lama, Belanda tak lama kehilangan dominasi rempah-rempah di Maluku, sementara Manhattan di New York berkembang pesat menjadi pusat perekonomian dunia di abad modern. Kini untuk memperingati sejarah tersebut telah dibangun prasasti 350 tahun Treaty of Breda di Pulau Run yang ditandatangani oleh Duta Besar Amerika Serikat Joseph R Donovan Jr, Menteri Susi Pdjiastuti, Sekda Maluku Hamin Bin Thahir, dan Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury pada 22 Oktober 2017 lalu.