Belajar Tak Patah Asa dari Profesi Fotografer di Tempat Wisata

Seiring perkembangan teknologi digital dan smartphone yang kian canggih, Jasa yang ditekuni profesi fotografer tempat wisata kian sepi peminat. Bagaimana nasib mereka kini?

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Profesi fotografer di tempat wisata barangkali sudah lumrah kita temui pada zaman dahulu. Profesi ini biasanya menyediakan jasa fotografi ketika kita ingin mengabadikan momen bersama suatu objek yang ada di lokasi wisata tertentu.

Objek tersebut bisa berupa wahana spot foto, pemandangan alam, bisa pula berupa tumbuhan atau hewan seperti kuda dan gajah. Jasa ini biasanya juga menyediakan cetak foto langsung dengan ukuran yang beragam. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik profesi fotografer yang diminati pengunjung atau wisatawan.

Baca Juga: Potret Mama Muda Masa Kini, Tetap Gaul dan Eksis di Tengah Kesibukan

Namun, seiring perkembangan teknologi digital dan smartphone canggih jasa ini kian sepi peminat. Cetak foto yang dahulu bisa memikat pengunjung, juga kini tak bisa jadi jaminan.

Sebab manusia masa kini justru tak begitu memikirkan potretnya untuk dicetak. Zaman media sosial, membuat kita lebih gemar memajang momen perjalanan kita di Instagram atau platform terkait dibanding membingkainya di album foto tradisional.

jasa fotografi kian sepi peminat (Foto/Nihao Indonesia)

Profesi fotografer di tempat wisata

Kami menemui salah seorang fotografer yang biasa menjajakan jasanya di tempat wisata, beliau adalah Bapak Daryanto. Ia merupakan salah satu penjaja jasa fotografi di wisata spot foto Ayanaz Gedong Songo di Semarang.

Pak Daryanto telah menggeluti usahanya sejak lima tahun yang lalu. Beliau diketahui memulai usaha jasa fotografi karena ingin lebih dekat dengan keluarga dan karena melihat peluang baik yang ada pada saat itu.

¨Biar lebih dekat dengan keluarga di sini (Bandungan, Kabupaten Semarang-red),¨ ungkap Daryanto.

Perihal bagaimana Pak Daryanto belajar tentang dunia fotografi, ia mengaku memelajarinya secara autodidak. ¨Saya belajar sendiri, langsung praktik di lapangan, langsung tembak saja, begitu,¨ ujar Daryanto.

Daryanto menambahkan, bahwa ia juga belajar tentang bagaimana pengambilan posisi atau angle yang bagus ketika memotret suatu objek. Upaya tersebut ia lakukan semuanya dengan praktik langsung.

Pak Daryanto, seorang fotografer wisata Gedong Songo (Foto/Tim Phinemo)

¨Awal saya menggunakan kamera polaroid, kemudian sekarang saya beli kamera DSLR,¨ ujar Daryanto saat menjelaskan perlengkapan dan alat-alat yang dipakainya selama ini.

Daryanto mematok harga Rp20.000 untuk jasanya, nominal tersebut sudah termasuk dalam cetak foto langsung jadi.

Menjadi fotografer di tempat wisata juga membuat Daryanto harus membayar uang pangkal sekali masuk sebagai pendaftaran untuk masuk dalam penjaja jasa yang ada di Gedong Songo.

Baca Juga: Bincang Santai Bersama Manager Ayanaz Gedong Songo, Wisata Spot Foto Hits Teranyar di Semarang

Daryanto menuturkan ia membayar kepada Koperasi Jasa Gedong Songo sebesar Rp2.000.000 agar terdaftar sebagai penjaja jasa resmi. Setelah membayar sejumlah tersebut, Daryanto dipersilakan untuk menawarkan jasanya kepada pengunjung yang berada di sana.

Daryanto tak khawatir dengan perkembangan kekinian yang memudahkan manusia zaman sekarang untuk berfoto sendiri. Ia meyakini bahwa semakin banyak wisata spot foto dan wahana menarik yang ada, pengunjung akan tetap ada, pun dengan usaha dan rezeki yang ia dapatkan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU