Pria India Ini Habiskan 39 Tahun Hidupnya untuk Menanam Pohon yang Kini Jadi Rumah Macan dan 115 Gajah

Berkat niatnya yang kuat, ia sukses menanam pohon hingga menjadi hutan hijau seluas 1360 acre atau setara 550 hektar, dua kali lipat lebih luas dari Taman Nasional Baluran di Banyuwangi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Kisah inspiratif dan menggugah terdengar dari Pria India. Seorang bapak dengan 3 anak bernama Jadav Payeng dikaruniai tekad melestarikan alam yang luar biasa. Berkat niatnya yang kuat, ia sukses menanam pohon hingga menjadi hutan hijau seluas 1360 acre atau setara 550 hektar. Bahkan, luas hutan ciptaannya dua kali lipat lebih luas dari Taman Nasional Baluran di Banyuwangi.

Baca juga: Air terjun ini berasal dari gedung pencakar langit bikin warga mlongo

Lanskap gurun pasir yang jadi tipikal bentang alam Majuli, Assam di India

Tekad bulat Jadav melestarikan hutan muncul saat tanah kelahirannya di Majuli, Assam, India diserang banjir dan kekeringan ekstrem di tahun 1979. Dalam upaya untuk mencegah erosi lebih lanjut ke tanah airnya, Jadav yang berusia 16 tahun kala itu memutuskan untuk menanam pohon di tanah tandus setiap hari.

Usahanya pun membuahkan hasil. Pohon yang rutin ditanam setiap hari selama 39 tahun telah  berubah menjadi hutan hijau dengan luas sekitar 1360 acre atau setara 550 hektar. Sebagai pembanding, hutan ciptaan Jadav dua kali lipat lebih luas dari Taman Nasional Baluran yang hanya seluas 250 hektar. Hutan Jadav ini pun menjadi rumah bagi hewan-hewan liar seperti harimau Bengal, badak, burung nasar, dan 115 gajah India.

Jerih payah Jadav menanam pohon dan menciptakan hutan ini baru terungkap setelah pada 2007 seorang jurnalis foto penggila satwa, Jitu Kalita, memotret di sekitar hutan Jadav. Kalita menyewa sebuah kapal untuk memotret burung-burung di sekitar sungai Brahmaputra, yang mengalir di sekitar Pulau Majuli. Ketika mengarungi perairan dangkal ia melihat sesuatu yang tidak biasa. Dari kejauhan Kalita melihat hutan lebat di tengah gurun yang tandus.

“Saya mulai berjalan ke arahnya dan ketika saya mencapai itu saya tidak percaya mata saya. Saya telah menemukan hutan lebat di tengah-tengah gurun yang tandus.” kata Kalita

Jadav di tengah sawah

Pertama kali bertemu Kalita, Jadav berpikir Kalita adalah pemburu badak atau harimau. Tetapi dia terkejut mengetahui bahwa pengunjungnya sebenarnya adalah seorang jurnalis. Dari pertemuan itulah, keduanya berbincang menceritakan tentang pekerjaan seumur hidup Jadav yang menanam pohon untuk mencegah erosi.

Terpesona dengan kisah Jadav, Kalita pun menerbitkan artikel di koran lokal yang bahkan mendapatkan respon positif. Jadav dipuji-puji dengan sebutan ‘Manusia Hutan India’. Tak hanya artikel, Kalita pun menceritakan kisah tersebut dalam film dokumenter berjudul Forest Man. Film ini telah ditonton lebih dari 2,7 penonton di Youtube.

Bekerja full time sebagai penanam pohon, lantas darimanakah Jadav hasilkan uang untuk bertahan hidup?

Jadev Payeng senantiasa merawat pohon-pohonnya. Foto dari Daily mail

Terus konsisten menanam pohon bukanlah pekerjaan yang mudah. Ia membutuhkan banyak waktu dan kesabaran. Di lain sisi, ia pun membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Maka, ia dan istrinya menjual susu sapi ke desa-desa. Pekerjaan Payeng telah diakui luas dan pada tahun 2015 ia mendapat penghargaan sipil Padma Shri dari Pemerintah India.

Pria India ini bahkan rela mati melawan pemburu liar yang akan menebang pohon kesayangannya.

Baca juga: Flying fox macet, pria ini tergantung di atas kolam berisi 130 ekor buaya

Tiga puluh sembilan tahun menanam pohon bukanlah waktu yang singkat. Jadav telah menghabiskan banyak waktu dan melewati rintangan-rintangan demi impiannya menjadikan tanah kelahirannya hijau kembali.

Ia mengatakan pada awalnya bahwa penanaman sangat memakan waktu tetapi sekarang jauh lebih mudah karena pohon-pohon berbiji sendiri. Sementara itu satwa liar yang ada di hutan berkembang biak secara alami. Saat ini, pemburu dan penebang liar menjadi ancaman terbesar Jadav dalam melindungi hutan. Impiannya, Jadav berharap hutannya bisa berkembang lebih luas mencapai 5000 hektar.

Jadav berkata, ‘Manusia mengkonsumsi segala sesuatu sampai tidak ada yang tersisa. Tidak ada yang aman dari manusia, bahkan harimau atau gajah.’

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU