Prediksi Tren Wisata yang Akan Naik Daun Tahun 2018

Penasaran seperti apa tren wisata 2018? Masihkah sama dengan tahun 2017? Ini jawabannya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Tren wisata 2018, seperti apa? Foto oleh @jelajahtoursemarang

Setiap tahunnya wisata di Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini tentu mengikuti minat para pelancong yang tiap tahunnya juga berubah. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa setiap tahunnya dunia pariwisata selalu mempunyai sebuah tren yang jadi patokan para pelaku wisata dan juga kendala dalam menjalaninya. Phinemo mencoba menggali informasi dari Robert Wahyu, Ketua ASPPI (Asosiasi Profesional Pariwisata Indonesia) terkait kendala pariwisata tahun 2017 dan prediksi tren juga kendala wisata 2018 khususnya di kawasan Jawa Tengah. 

Secara garis besar tren wisata tahun 2017 dan 2018 masih sama, yaitu seputar wisata adventure, alam, minat dan wisata budaya. Hal ini dijelaskan oleh Robert saat kami temui di kantornya yang beralamat di Pudakpayung, Semarang.

“Kalau prediksi wisata 2018 khususnya di Jawa Tengah masih akan sama dengan tahun sebelumnya. Ya, masih seputaran wisata alam, minat seperti rafting misalnya, candi dan desa wisata. Itu masih jadi mayoritas”, jelas Robert.

Robert yang menduduki posisi Ketua ASPPI sekaligus pelaku usaha wisata biro perjalanan mengakui bahwa kini minat wisatawan mulai bergeser. Mayoritas wisatawan masa kini lebih suka dengan spot yang bisa dimanfaatkan untuk berfoto, selain untuk beraktivitas. Di sisi lain wisatawan saat ini ternyata banyak yang belum butuh pengetahuan. Seperti misalnya sejarah tentang destinasi wisata, cerita di baliknya, atau hal menarik lain dari tempat yang dituju. Jadi hanya sekedar datang ke sebuah tempat, beraktivitas sesuai yangdiinginkan lalu berfoto dan selesai. 

“Kalau sekarang orang itu sukanya pergi liburan pakai mobil pribadi. Sudah ada google maps, informasi banyak di Google, jadi jarang yang pakai agen atau guide. Nah, karena orang sekarang hobi foto, makanya agen seperti saya mengakali dengan menawarkan paket tour sekaligus foto”, tambah Robert. 

Hal ini mungkin akan terus terjadi di tahun 2018, mengingat saat ini teknologi sudah semakin canggih. Jadi makin banyak orang yang berlibur ke suatu tempat dengan mobil pribadi tanpa didampingi oleh guide. Sehingga hasilnya pengetahuan yang diperoleh wisatawan juga tidak maksimal.

Kendala dunia pariwisata tahun 2017 dan prediksinya ditahun 2018

Aktivitas snorkeling, atraksi wisata di Karimunjawa yang menarik wisatawan. Foto oleh @jelajahtoursemarang

“Kalau kendala dari segi bisnis biasanya terkait cuaca. Misalnya kita sudah mau bawa orang ke Karimunjawa, ternyata ombak besar, kapal nggak jalan jadi gagal. Kalau secara umum ya kendalanya seputar SDM dan sarana prasarana,” ungkap Robert. 

Seperti yang diakuinya, terkadang cuaca memang bisa menghambat suatu destinasi untuk dikunjungi. Seperti kasus Karimunjawa yang dia contohkan. Akses untuk menuju Karimunjawa saat ini hanya ada dua, menggunakan kapal dan pesawat baling-baling. Kelemahan pertama menggunakan kapal adalah ketika ombak besar, kapal yang harusnya berangkat dari Kendal atau Jepara tidak bisa beroperasi. Mungkin masih ada kesempatan berangkat dengan kapal penyeberangan milik Pelni dari Semarang. 

Kelemahan kedua, jika menggunakan pesawat baling-baling. Tidak semua wisatawan berani naik pesawat baling-baling yang kecil dengan kapasitas 12 orang. Kalau pun ada yang mau namun kuota kurang bsia jadi gagal terbang. Maka ini jadi kendala yang harus dicari jalan keluarnya. 

Kendala lain adalah SDM yang di beberapa tempat masih kurang, terutama terkait bagaimana cara mereka memberikan pelayanan pada wisatawan.

“Kalau di destinasi yang suda jadi, SDM sudah bagus. Mereka ramah dan tahu bagaimana melayani pengunjung. Tapi kalau di tempat wisata yang masih baru, biasanya masih ada SDM yang mungkin malu atau takut dimarahi, jadi seperti tidak maksimal melayaninya,” tambah Robert. 

Ketua ASPPI ini juga menjelaskan bahwa perlu dilakukan pelatihan oleh pemerintah terkait SDM. Misalnya dengan cara membuka kelas seminar atau workshop bagaimana standar pelayanan wisatawan di tempat wisata. Ini akan meningkatkan kualitas dari suatu destinasi, dengan demikian makin banyak orang yang mau datang. 

Kendala lain tak jauh-jauh dari masalah sampah. Sampai saat ini masih banyak tempat wisata yang kurang memperhatikan kebersihan. Sampah ini tak hanya dari wisatawan, sebab kadang ada juga pengelola yang juga buang sampah sembarangan. Langkah awal untuk masalah ini adalah dengan membuat papan imbauan untuk tidak buang sampah sembarangan, penambahan tempat sampah, dan pemberian contoh yang baik dari pihak pengelola sendiri. 

Satu lagi ia menjelaskan kurangnya resto di daerah-daerah atau destinasi yang menjual makanan atau kuliner khas. Selama ini yang banyak ditemui adalah di manapun destinasinya, makanan yang disajikan tak jauh-jauh dari makanan cepat saji seperti mie. Kendala-kendala ini menurut Robert akan masih terulang di tahun 2018. Namun Robert berharap agar para pelaku wisata saling bekerja sama sehingga memperkecil adanya kendala tersebut. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU