Point Nemo Island merujuk pada sebuah pulau karang di Samudera Pasifik bagian selatan. Point Nemo atau dikenal juga dengan The Oceanic Pole of Inaccessibility mencakup area seluas 37 juta kilometer persegi. Kawasan ini menjadi kawasan dengan akses paling sulit dijangkau dari tempat mana pun di bumi. Pemukiman manusia terdekat dari Point Nemo adalah Pulau Ducie di Kepulauan Pitcairn dan Kepulauan Moto Nui di Kepulauan Paskah yang berjarak 2.688 km.
Diapit oleh tiga benua, Point Nemo Island adalah tempat yang paling tidak diperhatikan oleh manusia. Beberapa bahkan menyebut kawasan ini sebagai antah-berantah karena karakteristik Point Nemo yang dikelilingi lebih dari 1.000 mil lautan di setiap arah. Tidak ada makhluk hidup yang tinggal di kawasan ini, kecuali hewan-hewan air di kedalaman lautnya. Selain pelaut dan peneliti, manusia terdekat dengan Point Nemo yaitu para awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) di atasnya.
Jarak yang terlalu jauh dari daratan membuat nutrisi di udara dan di laut Point Nemo sangat kurang untuk menyokong kehidupan komplek. Hal ini membuat Point Nemo dijadikan sebagai Spacecraft Cemetery atau makam wahana antariksa. Semua satelit dan wahana antariksa lain yang telah rusak atau habis masa tugasnya langsung diarahkan jatuh ke Point Nemo. Sehingga ketika ada bagian yang tidak habis terbakar saat melintasi atmosfer bumi akan tenggelam di kedalaman laut Point Nemo.
Poin Nemo Island ditemukan pada 1992 oleh seorang ilmuwan bernama Hrvoje Lukatela. Tempat ini ditemukan menggunakan teknologi komputer geospasial. Nama Point Nemo diambil dari sosok karakter pahlawan fiksi bernama Kapten Nemo dalam cerita novel karya Jules Verne yang berjudul “Vingt Mille Lieues Sous Les Mers” atau “Twenty Thousand Leagues Under the Sea” yang diterbitkan pada tahun 1869. Novel tersebut berkisah tentang petualangan Kapten Nemo yang menjelajah semua lautan.
Tahun 1997, sejumlah ilmuwan dikejutkan oleh adanya suara misterius dari dasar lautan Point Nemo. Suara tersebut menjadi suara paling keras yang pernah didengar dan direkam di dekat kutub. Penemuan tersebut kemudian dinamai The Bloop yang tertangkap oleh mikrofon bawah air yang terpisah jarak 3.000 mil jauhnya. Hingga saat ini tidak penjelasan terkait temuan suara tersebut mengingat lokasinya yang terpencil dan tidak dihuni oleh makhluk hidup.