Tradisi Unik Perayaan Idul Adha, Ada Manten Sapi dan Grebeg Gunungan

Selayaknya acara pernikahan, sapi-sapi ini akan dirias agar terlihat cantik dan tampan saat prosesi tradisi perayaan Idul Adha

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Perayaan Idul Adha pada Rabu (22/8/2018) kemarin memiliki makna tersebdiri bagi umat Muslim. Menyembelih hewan qurban menjadi tradisi yang paling populer di Indonesia.

Namun rupanya tak hanya menyembelih qurban saja, namun ada beberapa tradisi unik lain yang mengiringi jalannya perayaan Idul Adha oleh berbakai daerah berikut ini.

Baca Juga: Mengintip Pesona Lautan Manusia selama Musim Haji di Arab Saudi

Tradisi Apitan di Semarang (Foto/horizonbudaya)

1. Apitan

Warga kelurahan Sampangan, Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki tradisi unik selama Idul Adha, yakni Tradisi Apitan. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Sedekah Bumi Apitan sebagai wujud ungkapan syukur kepada Tuhan.

Wujud syukur ini disimbolkan dengan mengarak tumpeng dan hasil bumi di jalan raya. Di akhir perayaan, warga yang hadir akan berlomba-lomba merebut hasil bumi yang telah diarak.

2. Manten Sapi

Tradisi Manten Sapi selama Idul Adha (Foto/Jatengliveevent)

Tradisi unik lainnya datang dari Desa Wates Tani, Kecamatan Granti, Kabupaten Pasuruan. Tradisi Idul Adha di daerah ini dikenal dengan sebutan Manten Sapi atau pengantin sapi.

Tradisi ini merupakan wujud penghormatan hewan qurban yang akan disembelih saat Idul Adha. Selayaknya acara pernikahan, sapi-sapi akan dirias agar terlihat cantik dan tampan saat prosesi.

Mereka dikalungi bunga tujuh rupa lalu dibalut kain putih. Setelah didandani, sapi-sapi tersebut diarak ratusan warga menuju masjid dan diserahkan pada panitia qurban.

Uniknya lagi, warga perempuan akan memeriahkan acara ini dengan membawa peralatan masak dan bumbu dapur untuk acara masak bersama.

3. Grebeg Gunungan

Tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta (Foto/Liputan6)

Baca Juga: Ngater Kajien, Tradisi Unik Mengantar Calon Jamaah Haji dengan Perahu Warna-warni

Tradisi selanjutnya berasal dari tradisi turun-temurun milik Keraton Yogyakarta. Tradisi ini digelar dengan membawa tiga buah gunungan berisi berbagai makanan diarak, dikawal oleh prajurit dan dua ekor kuda.

Gunungan ini akan diarak mulai dari halaman keraton melewati alun-alun utara menuju masjid. Setelah prosesi doa, warga yang hadir boleh mengambil isi gunungan yang dipercaya dapat mendatangkan berkah.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU